Jumat, Mei 22, 2009

Lingkungan Membuat Kita Menjadi Besar



Lingkungan sebagai daya ungkit terbesar dalam membantuk kesuksesan kita. Karena dari lingkungan kita bisa membangun kepercayaan diri yang kuat untuk diri kita, dan karena lingkunganlah kita bisa menjadi seorang yang besar.

Seorang diva besar seperti Krisdayanti tidak akan menjadi besar jika lingkungannya tidak mendorong dirinya menjadi besar. Seorang bintang sepak bola David Beckham-pun tidak akan bisa melambung namanya jika lingkungannya tidak mendukung dia untuk tetap bertahan dalam posisi besar.

Dari sini bisa dikatakan sebuah lingkungan memiliki sebuah kekuatan besar untuk memotivasi seseorang bertindak lebih hebat daripada sebelumnya. Saya masih ingat ketika seorang pengusaha besar seperti om Liem bisa menjadi seorang yang sukses dan besar seperti saat ini.

Beliau tumbuh dari sebuah lingkungan yang keras dan merantau ke negri kita untuk mendapatkan hidup yang lebih baik. Dengan berbekal keinginan keras untuk tidak terjebak pada situasi dan lingkungan kemiskinan, beliau lantas mengupayakan sekuat tenaga untuk menjadi seorang yang besar dan hebat dalam dunia bisnis.

Itu dari dunia bisnis, dari dunia menulis kita punya sosok Andrea Hirata yang terpanggil hatinya untuk kembali mengangkat lingkungannya di masa lampau untuk bisa dikuak dalam sebuah novel. Dan pada akhirnya kita bisa membaca novel, bahkan menonton filmnya.

Semua rangkaian keberhasilannya karena memang mereka sadar lingkunganlah yang membuat mereka berhasil dan kuat seperti saat ini. Sekarang bagaimana dengan lingkungan kita? Apa yang salah dari lingkungan kita? Mengapa kita selalu mengeluh di lahirkan dalam lingkungan yang tepat?

Padahal jika kita mau meng-compare lingkungan kita dengan lingkungan mereka mungkin akan jauh lebih nyaman ketimbang mereka. Nah, kalau sudah begini apa yang salah dari diri kita?

Ada dua permasalahan mendasar ketika kita tidak berhasil seperti yang orang sukses rasakan. Masalah pertama adalah mengeluh, terlalu banyak mengeluh hanya akan membuat kita fokus pada kegagalan-kegagalan yang kita kerjakan, saking fokusnya terhadap kegagalan kita menjadi terlena dengan situasi menyalahkan orang lain dan melupakan tujuan besar kita.

Masalah kedua yang membuat kita tidak seperti mereka, karena kita tidak mau menjadikan lingkungan sebagai pelajaran kehidupan kita. Kita hanya menuntut lingkungan kita lebih baik daripada kemarin, tanpa berpikir bagaimana merubah itu menjadi baik. Jadi wajar saja bila kita tidak bisa maju seperti mereka.

Kalau sudah begini apa yang harus kita lakukan agar semua tujuan kita berhasil? Jawabnya hanya satu, “Berubah.”

Kita butuh sebuah perubahan yang mendasar, dan ini dimulai dari keputusan. Jadi sudah saatnya kita memutuskan, tetap dengan situasi yang ada atau berubah untuk mencapai kesuksesan yang kita inginkan….

Resensi Buku : Belajar Goblok


Judul Buku : Belajar Goblok
Penulis : Doddi Mawardi dan Bob Sadino
Penerbit : Kintamani Publishing
Genre : Buku Bisnis
Pembaca : Entrepreneur dan Praktisi Bisnis
Nilai : 5/5

Buku entrepreneur apa yang menginspirasi banyak orang untuk mulai berbisnis? Hmm kalau ada yang bertanya seperti itu kepada saya, maka saya akan merekomendasikan buku Belajar Goblok pada anda.
Buku ini adalah buku yang ditulis mentor saya Dodi Mawardi. Beliau menulis tentang suka duka Bob Sadino membangun bisnisnya dari O besar alias tidak punya apa-apa hingga menjadi sebesar ini.
Titik balik Bob Sadino menjalankan bisnis ternyata dimulai saat mobil mewah yang ia jadikan sewaan mengalami tabrakan yang cukup parah. Dari sini seorang Bob Sadino mengalami tekanan yang sangat hebat, karena situasi keuangannya mulai terganggu.
Untungnya ia memiliki teman yang tahu cara memproduksi telur ayam negeri. Hingga akhirnya Bob-pun diajarkan cara memproduksi ayam negeri.
Setelah ia tahu cara memproduksi ayam negeri kemudian mulailah ia melakukan penjualan telur ayam negeri ke daerah rumah tempat tinggalnya (Kemang). Caranya dengan menawarkan door to door. Karena budaya makan telur ayam negeri belum familiar di kalangan warga pribumi, maka telur ayam negeri yang Bob Sadino budidayakan hanya dijual pada kalangan ekpaktriat asing.
Kala itu mereka sangat senang dengan telur yang dijual oleh Bob Sadino dan telur yang dijualpun menjadi sangat terkenal saat itu. Apa rahasianya? Rahasianya terletak pada potongan bunga anggrek yang diberikan pada pelanggan telur Bob Sadino.
Hmm pada saat itu Bab Sadino menaruh Anggrek pada setiap pembelian satu keranjang telur ayam negeri. Mereka (para ekspatriat asing) menganggap bunga Anggrek adalah hadiah yang sangat mahal untuk mereka, karena memang di negara asal mereka Anggrek sulit tumbuh dan berkembang, kalaupun berkembang harganyapun cukup mahal.
Kala itu Bob hanya tertawa saja, karena bagi Bob bunga Anggrek yang diberikan sebagai hadiah mudah didapatkan dimana-mana (kebetulan di daerah Kemang saat itu tumbuh banyak tanaman Anggrek) sehingga ia dengan leluasa menjadikan Anggrek sebagai hadiah yang disematkan pada setiap penjualan telurnya. Dari sini pelan tapi pasti usaha Bob berkembang pesat hingga seperti sekarang ini.
Hmm itu hanya sedikit dari cerita yang ditampilkan dalam buku ini. Ada beberapa cerita yang tidak pernah terungkap oleh orang lain tentang siapa sebenarnya Bob Sadino. Dari mulai alasan mengapa ia menggunakan celana pendek sampai filosofi hitam putih kehidupan. Mau tahu seperti apa isi bukunya, langsung aja beli di toko buku terdekat….
***
Secara keseluruhan buku ini sangat baik untuk dijadikan referensi buku entrepreneur. Karena kita akan melihat secara langsung bagaimana seorang Bob Sadino mengelola bisnisnya.
Filosofi dan tag line “Belajar Goblok” sangat pas untuk dijadikan sebuah judul buku karena memang inti dari sebuah pembelajaran adalah mengosongkan pikiran agar kita bisa belajar banyak darinya. Tinggalkan embel-embel titel dan gelar, mulailah belajar dengan pikiran yang kosong dan kita akan lebih mudah mendapatkan pengetahuan baru, itulah pesan sentral yang ada dalam buku ini.
Untuk desain cover dan lay out dalam dari buku ini bisa dikatakan sangat baik, penerbit menggunakan fotografer profesional untuk memotret momen-momen terbaik Bob Sadino. Pemotretannya dilakukan secara profesional dan baik, persis seperti buku Autobiografi Yuni Shara yang dibuat dengan baik oleh Tamara Geraldine dan Darwis Triadi. Sungguh membaca buku ini menyuguhkan permainan mata yang menarik dari setiap momen yang diabadikan. Good Job untuk tim penulis, konseptor buku, penerbit dan tentu saja Photogrpher-nya. Sukses buat semua kerja kerasnya.
***
Tentang penulis, beliau adalah salah satu mentor menulis di Indonesia, banyak karya-karya yang lahir dari tangan dinginnya yang sudah diterbitkan di penerbit-penerbit besar dari mulai Gramedia, Penebar Plus sampai Kintamani. Membaca karyanya membuat kita akan merasakan pengalaman baru membaca, karena kita akan mendapatkan feel yang berbeda dari setiap karya yang dibuatnya, baik karya sendiri maupun buah karya ketika menjadi Ghost Writer.
Mau kenalan dengan pak Dodi? Gampang klik aja link ini:http://www.facebook.com/profile.php?id=1661985949#/profile.php?id=1485272848

Salam Inspirasi


Irawan Senda
Ketua dan Pendiri Komunitas Baca Buku
Author of Living Like a Puzzle

Selasa, Mei 05, 2009

Motivas Besar


Jika ada sebuah kebesaran pemikiran maka ia lahir dari sebuah pengalaman yang membesarkannya.
Pengalaman yang besar lahir dari sebuah persepsi besar dalam menilai sebuah pengalaman.

Dan penilaian besar lahir dari sebuah mata yang bijaksana melihat sebuah masalah dari sudut pandang kebijaksanaan.
Sedangkan sudut pandang kebijaksanaan lahir dari sebuah hati dan jiwa besar.

Seberapa besar hati dan jiwa kita dimulai dari tindakan besar kita saat ini, bukan esok atau kemarin, namun saat ini.

Salam Inspirasi


Irawan Senda
Ketua dan Pendiri Komunitas Baca Buku
Author of Living Like a Puzzle

Resensi Buku: Menjemput Risalah-Mu


Judul : Menjemput Risalah-Mu
Penulis : Triani Retno A.
Penerbit : Mizan
Genre : Novel Perenungan
Nilai : 3/5 (Versi Komunitas Baca Buku)

Halo sobat KBB, sudah lama sekali saya tidak memberikan resensi secara langsung. Harap di maklumi akhir-akhir ini saya disibukkan dengan beragam aktivitas yang cukup menyibukkan saya secara pribadi.

Kali ini saya akan membahas sebuah novel berjudul Menjemput Risalah-Mu. Novel ini adalah sebuah novel yang menceritakan dua kehidupan dalam dua sisi. Kehidupan sisi pertama adalah kehidupan glamoritas seorang artis bernama Larasati yang berusaha sekuat tenaga menjadi seorang artis terkenal. Hingga akhirnya Larasati dapat mencapai semua popularitas itu seperti yang ia harapkan.

Namun ketika namanya sedang naik, tiba-tiba saja foto-foto pribadi tersebar di internet. Larasatipun terbelalak melihat foto-fotonya hadir di internet, dan ia pun menjadi incaran infotainment yang ingin sekali menanyakan kebenaran foto-foto tersebut. Namanya menjadi berita utama di berbagai macam berita infotainment di televisi.

Dan salah satu infotainment yang meliput Larasati adalah Kabar Selebriti. Sebuah program infotainment tempat dimana Salsa bekerja. Salsa adalah seorang wartawati baru yang bekerja pada perusahaan tersebut. Ia adalah seorang yang sigap mencari berita kemanapun artis pergi, bahkan setiap jengkal langkah artis ia ikuti untuk mendapatkan sebuah berita. Perempuan berjilbab ini seolah tak peduli lagi harus berdesakan dengan media lain untuk mengambil posisi untuk menodongkan mike pada artis, maklum tubuh kecilnya bisa menyelip ke sana kemari.

Nah saat foto Larasati tersebar di internet, Salsa dengan sigap membututi keberadaan Larasati, hingga akhirnya ia menemukan Larasati di hotel, bersiap meninggalkan hotel tersebut bersama keluarganya. Salsa dengan sigapnya mendekati Larasati dan mengeluarkan beberapa pertanyaan, Larasati yang berusaha menghindar tidak luput dari pantauan dan kejaran mike Salsa, hingga akhirnya satu pertanyaan ditembakkan Salsa pada Larasati. Pertanyaan ini membuat Larasati terdesak dan ia dengan sigap membalas pertanyaan dengan sebuah pernyataan yang membuat Salsa menjadi termenung dan terdiam.

Pertanyaan apa yang diberikan Salsa? Dan pernyataan seperti apa yang membuat Salsa akhirnya merenungkan pekerjaan yang dilakoninya? Jawabannya ada pada buku Menjemput Risalah-Mu.

***

Nah itulah resensi novel Menjemput Risalahmu, sebuah novel ringan yang menawarkan sebuah nilai dan makna baru dari sebuah novel. Novel ini ringan dan tidak njelimet, bagi anda pembaca pemula, saya yakin tidak akan mendapatkan banyak masalah berarti. Karena dialog-dialog yang terbangun di dalamnya mudah dipahami oleh orang awam yang tidak pernah membaca novel sekalipun.

Meski begitu ada beberapa hal yang kurang diperhatikan penulis ketika menulis buku ini, yaitu pemanfaatan momentum pada setiap bab. Terkadang bab yang disajikan terlalu pendek hingga kita sebagai pembaca akan dibuat bertanya-tanya, “lho segini aja nih babnya….” Sayapun mengalami hal seperti itu ketika membaca novel ini. Sepertinya penulisnya terjebak dengan gaya penulisan nafas pendek (Cerpen), sehingga ada beberapa bab yang menurut saya tidak terlalu kuat untuk berdiri menjadi satu bab sendiri. Jadi novel ini menurut saya lagi lebih cocok dikatakan Cerpan (Cerita Panjang).

Walaupun begitu saya senang membaca novel ini karena mudah ditangkap oleh jalan pikiran pembaca secara umum. Pesan yang dibangunnya-pun cukup kuat dan pas untuk mengakhiri novel ini. Bagi saya novel ini adalah sebuah novel renungan bagi para wartawan dimanapun mereka berada wa bil khusus wartawan infotainment.
***

Tentang Penulisnya, Triani Retno atau sering dipanggil Teera lahir di Bandung, 24 Desember 1974 untuk kemudian tumbuh besar di Banda Aceh dan Medan. Ia adalah penulis lebih dari 80 cerpen yang telah di muat di majalah anak-anak dan remaja. Ia juga menulis beberapa novel seperti: Bukan Jilbab Semusim (2006), Gue Anak SMA (2006), Please Don’t Go (2006), Masih ada hati bicara (2006) dan Men Not Allowed (2007).

Prestasinya pernah menjadi pemenang harapan pada beberapa lomba penulisan novel dan pernah menjadi juara 2 pada lomba Menulis Artikel tang diselenggarakan IKAPI MENDIKBUD Kanwil Jawa Barat (1997) dan Juara I pada Lomba karya tulis ilmiah yang dilaksanakan oleh perpustakaan daerah Jawa Barat (1997). Nah bagi sobat Komunitas Baca Buku yang mau kenal lebih dekat bisa klik link ini: http://www.facebook.com/profile.php?id=1478055088&ref=profile#/profile.php?id=1598923548

Kebetulan mbak Teera-nya gabung di KBB juga lho….

Sekian resensi hari ini,
Salam inspirasi



Irawan Senda
Ketua dan Pendiri Komunitas Baca Buku
Author of Living Like a Puzzle

Minggu, Mei 03, 2009

Motivasi Berdaya


Terkadang banyak orang tidak berdaya dalam sebuah kondisi kehidupan yang tidak diinginkannya. Dalam ketidakberdayaannya ia menyalahkan orang di sekitarnya dan terkungkung dengan tuduhan kambing hitam.

Padahal sejatinya sebuah ketidaberdayaan menghadapai masalah adalah sebuah cermin bahwa dirinya adalah pemegang andil besar dalam ketidakberdayaan ini.

Maka bagi jiwa-jiwa pembelajar sebuah ketidakberdayaan hanyalah sebuah proses untuk bisa mengerti menjadi lebih kuat di kemudian hari, bukan larut dalam ketidakberdayaan tersebut.

Salam Inspirasi


Irawan Senda