Kamis, November 25, 2010

Harapan



Menghidupi harapan menjadi keinginan bagi semua yang hidup
Tak peduli muda maupun tua
Ketika muda harapan itu ditampuk untuk diri sendiri
Ketika uban memutih harapan itu diserahkan pada insan yang menjadi penerusnya

Sayangnya tak semua harapan menarik kenyataan
Beberapa harapan tinggallah terbang menjadi gugusan bintang yang menghiasi langit
Dan sesosok insan pergi tanpa menjejakan apapun dalam hidupnya
Hanya nisan yang mencatatnya sebagai bagian hidup dari dunia

Harapan, kemudian kau datang merasuk pada insan-insan baru
Tak semua memegang erat dan memeliharanya
Sebagian mereka menghempas jauh karena kerasnya dunia
Sebagian lagi tetap menjaganya tanpa tahu harus berbuat apa
Sebagian lagi memeliharanya hingga tumbuh menjadi sebuah kesadaran untuk mewujudkannya

Oh, harapan cara kerjamu sungguh unik
Membuat kami tertawa dalam sekap kelam
Membuat kami menguat saat terpa air membentuk tsunami
Membuat tangis kami tak membentang sepanjang nil

Harapan, mari bersamaku saling menggenggam
Tuk kuatkanku kini, hingga nanti
Senyumku untukmu, harapan....

-Senda-

Sabtu, Oktober 30, 2010

Semua tentang Mimpi dan Bedah Buku saya....

Saya tidak pernah tahu seberapa jauh sebuah pencapaian dicapai, satu hal saya selalu tidak berhenti bermimpi dalam mencapai sesuatu yang belum saya capai. Tahun 2007 saya pernah bermimpi untuk bisa bicara dan bedah buku di toko buku terbesar dan terlengkap di Indonesia (Gramedia Matraman). Saat itu saya ingin sekali mendapatkan kesempatan untuk bisa merasakan bedah buku di sana. Membayangkannya saja, seperti sebuah mimpi yang sangat besar buat saya. Apalagi saat Andri Wongso duduk di panggung bedah bukunya, membuat saya semakin ingin berbicara di Gramedia Matraman.


-Saya waktu datang ke acara Andrie Wongso di Gramedia Matraman-

Setahun kemudian saya melihat semuanya terealisasi dengan baik. Buku pertama saya “Living Like a Puzzle” dibedah di Gramedia Matraman. Bukan di ruang kecil, tapi di ruangan yang lebih besar dari Andrie Wongso. Sungguh buat saya ini melebihi mimpi yang saya bangun dahulu kala.


-Bedah Buku Living Like a Puzzle di Gramedia Matraman-

Saya kemudian tidak berhenti bermimpi, di tahun 2009 saya datang ke acara World Book Day. Di sana saya melihat banyak sekali tokoh-tokoh perbukuan yang hadir. Sempat terbersit dalam angan saya di panggung itu berdiskusi dan menjadi narasumber pada acara tersebut. Dan apa yang terjadi selanjutnya? Lewat buku kedua Sebilah Sayap Bidadari saya diberi kesempatan untuk menjadi narasumber penulis muda di ajang World Book Day 2010.


-Saya di ajang WORLD BOOK DAY 2010, dalam acara temu penulis muda bersama The Hermes-

Masih soal mimpi, di tahun 2009 saya pernah membayangkan rasanya bedah buku di sebuah ajang pameran skala nasional. Dan sampai saat itu saya tidak pernah memikirkan ajang apa yang akan mengundang saya. Namun tahukah sobat, di tahun 2010 ini saya berhasil mengadakan acara di event Food and Packaging Expo di gedung SMESCO Festival.


-Saya dan Dewi Praptiwi di gedung SMESCO UKM-

Sungguh semua pencapaian ini saya yakini adalah campur tangan dari Sang Khalik yang memberikan kehendak-Nya pada saya hingga bisa sampai seperti ini. Saat ini saya hanya bisa mengucapkan Alhamdulillah....

Teruslah bermimpi dan berdoa sobat, jangan takut dengan aral rintangan karena mereka hanya penghias kehidupan saja....

Salam Inspirasi

Senda

Selasa, Juli 20, 2010

Seni Menghargai Hidup



Hidup itu rangkaian sirkum perputaran yang selalu berputar mengelilingi diri
Terkadang seseorang bisa saja menjadi terbawah ketika roda bumi berputar ke bawah
Sebagian yang lain bisa saja sedang menanjak terus naik tanpa terlihat puncak
Sebagian lagi mungkin saja tetap di tengah dan tidak bergerak sendiri
Di situasi apapun kita berada, kita mungkin akan dihadapkan tentang sebuah tentang pertanyaan tentang bagaimana menghargai hidup?

Ketika pertanyaan ini bergulir mungkin kita akan sejenak diajak ke dalam alam pikir kita tentang apa saja yang sudah dilakukan untuk menghargai hidup kita sendiri.
Ukuran apakah yang bisa membuat kita bisa terlihat menghargai hidup kita sendiri.

Bagi saya, menghargai hidup itu ukurannya adalah bercermin
Psikologi dalam bercermin biasanya akan memacu kita untuk menjadi yang terbaik
Lihatlah bagaimana kita sibuk membetulkan dasi yang mungkin sedikit miring
Atau bagi para wanita, mungkin akan sibuk menata riasannya mana kala ada sedikit riasan saja yang tidak pas
Di depan cermin kita selalu ingin tampak baik dan memesona, bila ada cela sedikit kita akan segera memperbaikinya, bukan begitu?

Maka bila mau jujur pada diri sendiri, menghargai diri itu semudah bercermin
Lihatlah kekurangan dalam diri dan belajar memperbaiki diri dari hari ke hari
Tak perlu takut mengakui kesalahan pada diri sendiri
Toh hanya Sang Khalik dan diri kita saja yang tahu kesalahan-kesalahan diri kita kan?

Selama kita memiliki kesadaran yang tinggi untuk terus memperbaiki diri sendiri
Maka selama itulah kita bisa menghargai diri kita sendiri

Salam Inspirasi


Senda

Sumber Foto: http://i.okezone.com/content/2008/09/16/56/146474/HEuccqqbZM.jpg

Rabu, Juni 23, 2010

Meet Charles Saerang



Maraknya persaingan bisnis perjamuan, membuat siapa saja menjadi dibuat ketar-ketir. Semua seakan bersaing untuk menjadi pemenang dalam pertarungan di dunia bisnis ini. Isu-isu negatif tentang jamu berbahan kimia ataupun jamu palsu, menjadi isu yang selalu hangat diperbincangkan di kalangan pecinta jamu.

Begitupun dengan pembicaraan Charles Saerang pada saat gathering dengan komunitas Media Indonesia. Acara yang dilakukan di Gedung CNI ini memang berbeda bila dibandingkan dengan acara-acara yang diadakan media lainnya. Acara ini lebih menitikberatkan pada sisi edukasi dan pembelajaran tentang bisnis.

Lewat diskusi dengan Charles Saerang, kita diajak untuk melihat kiprah beliau menjadi seorang penerus kerajaan bisnis jamu nyonya meneer, peninggalan sang nenek. Dalam diskusi ini Charles Saerang membeberkan rahasia yang harus dipegang teguh penerus bisnis, terutama untuk generasi ketiga.

Kata beliau, bisnis keluarga itu harus dibangun dengan profesionalisme, manajemen yang baik dan memisahkan antara kepentingan bisnis dan kepentingan keluarga adalah resep manjur dan mutakhir untuk bisa mempertahankan bisnis di tengah ketatnya persaingan. Selain itu bisnis juga harus memiliki tim yang baik untuk memajukan perusahaan agar bisa berkembang dan lebih baik lagi.

Adapun lima prasyarat tim yang adalah sebagai berikut:

1) Mempunyai Visi yang sama
2) Rule of The Game
3) Kontrak Posisi
4) Strong Leadership
5) Pendelegasian Tugas

Nah itu untuk prasyarat tim, nah dalam menjalankan family business sendiri ada tiga hal penting yang harus kita miliki:

1) Misi : Setiap manusia memiliki misi sendiri-sendiri, begitupun dengan bisnis, semua harus memiliki misi yang jelas.

2) Visi : Setelah memiliki misi, barulah visi itu terbentuk dengan sendirinya.

3) Komitmen: Komitmen adalah kunci menjaga kesinambungan berbisnis agar terus bergerak mencapai target-target yang terbentuk dari visi.

Itulah sedikit ilmu yang sudah di share Charles Saerang pada saya, beruntung saya diberi kesempatan bertemu dengannya dan mendapatkan inspirasi darinya….

Salam Inspirasi


Irawan Senda

Selasa, Mei 18, 2010

Waktu



Ini semua soal waktu
Sesuatu dimana kita mencoba untuk menetapkannya sebagai apa?
Sejarah yang menginspirasi dunia
Atau hanya debu yang tertiup dan menghilang dalam kefanaan?

Ini semua tentang waktu
Sesuatu yang kita coba manfaatkan sebagai apa?
Memaksimalkan diri menggegam dunia
Mengejar kebahagiaan nirwana
Menjalani keduanya
atau
Terbuang dari sisi dunia dan nirwana

Ini semua adalah waktu
Sesuatu yang kita coba untuk mengenangnya sebagai apa?
Sebagai gulali yang manisnya merasuk dalam hidup
Sebagai kopi tanpa gula yang pahitnya terekam dalam indera perasa
atau mungkin
Sebagai kombinasi dari semua konfigurasi rasa yang dipadukan

Ini semua cerita waktu
Sesuatu yang mungkin saja menarik kita pada peran apa?
Peran sebagai seorang anak kecil yang terpuaskan ego bermainnya
Peran sebagai remaja yang senang menyalakkan egonya
Peran sebagai dewasa yang mencoba mematangkan egonya
atau mungkin
Peran sebagai tua yang bijaksana ketika sakaratul akan menjemput

Ini waktu
Kita tahu waktu itu berjalan dan detik itu berjalan cepat
Tapi jawaban isinya ya hanya kita dan Sang Khalik yang tahu
Yah waktu, hanyalah waktu….

Salam Inspirasi



Senda

Senin, Mei 03, 2010

Ketika Roda itu Terdiam Sejenak



Saat roda hidup berhenti sejenak, sebuah rasa bernama gundah terkadang melingkupi banyak pemikiran.
Berada dalam situasi tidak menentu, membuat semua rasa menjadi tak menentu.
Saat inilah sebuah fase ujian sebenarnya dimulai.
Banyak kita yang terengah dan tidak kuat menghadapinya.
Kekalutan menjadi sebuah alasan untuk bertindak di luar garis yang ada.
Menabrak alam pikir hingga kita menjadi tidak beraturan dan kosong.

Saat inilah kontempelasi akan makna dibutuhkan.
Menyendiri sejenak, sembari melantunkan doa pada-Nya, menjadi pilihan tepat untuk bisa menilai langkah-langkah yang sudah kita lakukan.
Hikmahnya jelas akan mendekatkan pada-Nya.
Hmm mungkin inilah bagian-bagian yang tidak kita sadari.

Detik ini adalah sebuah perenungan sobat, yah perenungan akan langkah-langkah yang kita lalui….
Selamat menikmati hidangan hidup yang luar biasa….

Salam Inspirasi


Senda

Jumat, April 30, 2010

Resensi Muhammad Lelaki Penggenggam Hujan

Judul Buku : Muhammad Lelaki Penggenggam Hujan
Penulis : Tasaro GK
Penerbit : Bentang
Genre : Novel
Pembaca : Semua Kalangan
Nilai : 5/5 Versi Komunitas Baca Buku



Sudah lama sekali saya tidak membuat resensi, rasanya tangan ini gatal sekali kala mengetahui banyak novel baik bertebaran di belantara perbukuan Indonesia. Setelah kemarin saya membahas novel Pandaya Sriwijaya, kali ini saya membahas novel Muhammad Lelaki Penggenggam Hujan.

Novel ini ditulis dengan tangan dingin Tasaro GK, seorang penulis yang sangat saya favoritkan, sejak Di Serambi Mekkahnya terbit. Seperti apa novelnya? Mari kita bahas sekarang….

Penceritaan Muhammad SAW….

Seperti namanya novel Muhammad, memang novel ini menceritakan bagian-bagian hidup dari Nabi Muhammad SAW. Dengan terampilnya Tasaro memainkan penanya dan membuat cerita novel ini dengan sudut pandang ke dua. Sebuah sudut pandang yang jarang sekali dipakai pada novel-novel yang bertebaran di Indonesia.

Meski tidak menceritakannya secara runut, novel ini menceritakan bagian-bagian penting dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW. Membaca novel ini seperti, bermain puzzle dimanak kita harus bisa menyusunnya menjadi cerita yang berunut. Dalam penulisan novelnya, Tasaro banyak mengambil momen-momen heroik dan menyentuh perasaan. Tak salah bila penulis A. Fuadi (Negeri Lima Menara), berkata kita akan berada seolah-seolah di belakang Rasulullah. Nyatanya penggambaran novelnya memang sangat membuat kita berada di belakang Muhammad.

Membaca cara penulisan Tasaro, sangat berbeda jauh dengan gaya-gaya bahasa sebelumnya. Saya pikir cuma Tariq Ramadhan yang bisa membuat biografi Nabi Muhammad SAW dengan bahasa menarik, nyatanya Tasaro adalah orang kedua yang memberikan taste unik dalam penulisannya.

Saya kalau boleh jujur selalu merinding membaca tiap bab yang menjelaskan tentang Nabi Muhammad SAW.

Tentang Kashva

Di bab-bab lain kita akan menemukan perjalanan agung seorang pengembara bernama Kashva yang mencari kebenaran kedatangan Nabi terakhir yang dijanjikan. Pada bab-bab ini kita akan mendapati perjalanan panjang Kashva mencari Muhammad SAW.

Dengan berbekal petunjuk dari surat-surat Elyas, Kashva berpetualang mencari kebenaran kedatangannya. Perjalanan syahdu mencari sosok Nabi Muhammad SAW yang tidak mudah, membuat kita diajak berpikir kembali tentang seberapa jauh kita ingin bertemu Rasul dan seberapa besar pengorbanan yang kita berikan untuk Rasul terakhir yang dijanjikan Allah SWT.

Bab-bab ini meski fiksi, akan membuat kita banyak merenung dan berkontempolasi tentang langkah hidup kita selama ini.

Kesimpulannya….

Ini novel yang wajib dimiliki oleh semua kalangan, kita akan melihat Nabi Muhammad SAW dari kacamata netral, jernih dan tidak memihak Islam semata. Membaca novel ini sensasinya melebihi membaca biografi Budha, saya berkata seperti ini bukan karena saya seorang muslim, namun dari berbagai aspek kesastraan dan gaya bertutur membuat kita tercengang dan termenung.

Sampai detik ini saya kalau membaca Muhammad karya Tasaro masih merasakan rasanya di belakang Rasulullah, nggak percaya? Silahkan baca dan beli di toko buku….

Salam Inspirasi


Senda
Ketua Komunitas Baca Buku

Kamis, April 08, 2010

Aku termotivasi karena…. (Sebuah kumpulan fragmen renungan yang tercecer di kehidupan)



Aku termotivasi karena uang
Karena aku ingin dihargai dengan semua yang kumiliki
Sudut pandang orang memaksaku untuk menjadi pemilik uang
Padahal aku tahu bukan uang semata tujuanku
Padahal aku tahu uang hanyalah sesaat
Padahal aku tahu esensi hidup itu bukan uang
Tapi karena tolak ukur adalah tolak ukur hedonisme, akupun larut di dalamnya
Dan tentunya bercengkrama dalam sebuah kesatuan
Karena itulah aku termotivasi, yah karena uang….

Aku termotivasi karena kekuasaan
Dengan kekuasaan aku bisa mengendalikan apapun di dunia
Bosan aku tertindas dan terjajah oleh ketidakadilan
Ingin juga mencicipi kekuasaan, meski harus kukorbankan banyak hal dalam hidup
Termasuk idealisme itu sendiri
Padahal aku tahu aku tidak bisa mengelola diri dengan baik
Padahal aku tahu aku hanya pandai bercakap-cakap
Padahal aku tahu kenyataannya aku menginginkannya karena ingin membalas ketertindasan itu
Karena itulah aku termotivasi, yah karena kekuasaan….

Aku termotivasi karena ingin menyenangkan orang tua
Orang tua bagiku adalah perpanjangan tangan Tuhan, buktinya ada surga di kaki ibuku
Padahal orang tuaku tidak menginginkan lebih dari yang kubuat
Padahal orang tuaku tidak mengharapkan aku menjadi pesohor
Padahal orang tuaku hanya meminta hari-hari akhirnya ditemani dengan cucu dan anak-anak mereka, seraya tersenyum melihat pencapaian anaknya
Padahal orang tuaku hanya ingin lebih banyak waktu untuk menemaninya….
Karena itulah aku termotivasi? Yah mungkin saja aku termotivasi karena orang tuaku….

Aku termotivasi karena Tuhan
Hasrat untuk mendermakan diri pada Tuhan membuat hidup kudedikasikan seratus persen untuk Tuhan, hingga tiada hari tanpa ibadah
Padahal Tuhanku ingin aku menjadi khalifah di dunia, tidak hanya mengisi egoku dengan ibadah pada-Nya saja
Padahal Tuhanku ingin aku menjadi pengemban misi agama-Nya, tidak hanya bergumul pada sesamanya dan hanya terbelenggu pada komunitas kecil saja
Padahal Tuhanku ingin aku menjadi penggenggam akhirat, tidak hanya mengurusi ibadah vertikal tetapi ibadah horizontal nyatanya juga dituntut juga kan?
Karena itu aku termotivasi? Hmm apakah benar motivasi karena Tuhan ini kujalankan dengan baik?

Aku termotivasi karena orang yang kukasihi
Mencoba membalas kebaikannya dengan sebuah prestasi
Padahal mereka tidak menuntut lebih, hanya saja mereka ingin bisa berbagi hidup denganku
Padahal mereka mungkin tidak terlalu peduli dengan semua yang kita lakukan, karena lingkup hidup mereka dilingkupi dengan target panjang mereka sendiri
Padahal mereka juga tidak berpikir kita akan menjadi apa ke depan karena mereka juga tidak ingin kita berubah
Jadi benarkan motivasiku ini? Mungkin saatnya aku terdiam sejenak….

Satu waktu aku merenung jauh, tentang motivasi. Semakin dijalani semakin jauh dari apa yang kita rancang. Dan akhirnya aku sadar, tidak semua bisa terlihat nyata. Selalu ada hal-hal yang kasat mata ternyata lebih digdaya memotivasi seseorang pada jalur yang benar. Aku dan kamu, mungkin bisa masuk ke jalur yang benar atau juga salah, hanya saja sentilan pikiran kita akan mengarahkan kita pada satu tujuan pencapaian ketika fokus digenggam. Bukan begitu sobat?

Salam Inspirasi


Senda
www.motivasihidup.com

Minggu, Maret 21, 2010

Menemukan Sebuah Jati Diri



Pada sebuah perjalanan, seseorang mungkin akan terombang ambing dalam ketidakpastian langkah
Mencoba melangkah pada sebuah titik, kemudian beralih tanpa sebuah kejelasan
Beberapa orang bilang saya sedang menemukan sebuah jati diri
Sebagian lagi bilang sedang mencari apa itu jati diri

Engkau tau apa jati diri itu?
Jauh sebelum jati diri sudah terbentuk dari sebelumnya
Saat kita lahir kita menjadikan hal itu sebagai pembentuk jati diri kita
Saat kita duduk dalam sebuah perenungan melihat masa lalu kita
Kita sebenarnya telah melihat semua proses yang membentuk jati diri

Maka sejatinya jati diri itu sudah ada sejak dahulu kala
Sayangnya kita tidak menyadari kalau kita mencari jati diri
Kita terus mencari kaca mata yang sebenarnya telah kita pakai dari dahulu
Padahal kita tahu jati diri itu ada pada diri kita
Sayangnya kita tak pernah menggali lebih dalam

Salam Inspirasi


Senda

Kamis, Februari 25, 2010

Resensi Novel Wolf Totem

Judul Buku : Wolf Totem
Penulis : Jiang Rong
Penerjemah : Rika Iffati
Penerbit : Hikmah
Nilai : 5/5 (Versi Komunitas Baca Buku)



Sudah lama saya tidak meresensikan buku yang bermutu, karena itu kali ini saya akan meresensikan buku terjemahan baru karya Jiang Rong. Mau tahu seperti apa seluk beluk novelnya? Mari kita bahas satu persatu.

Ini adalah sebuah novel tentang pengalaman penulis sendiri meneliti prilaku Srigala Mongol. Dengan mengganti karakter menjadi karakter Chen, penulis sepertinya berupaya melepas anggapan itu adalah dirinya. Mungkin saja hal ini berhasil di awal, namun pada pertengahan cerita kita akan melihat siapa sebenarnya sosok Chen.

Dalam novel ini diceritakan pemuda China Han, bernama Chen datang ke Mongol untuk mempelajari kehidupan Srigala. Bersama Yang mereka akhirnya diterima dengan baik oleh keluarga keturunan padang rumput Mongol.

Dari sini dimulailah pertemuannya dengan Bilgee (orang yang dihormati di kampung, hmm semacam orang bijaksana). Dari Bilgee, Chen akhirnya mempelajari banyak hal tentang kehidupan dan kepercayaan orang Mongol akan Totem Srigala. Berawal dari sini ia lama-lama tertarik memelihara Srigala.

Mencoba mengambil resiko, Chen akhirnya memberanikan diri untuk mencari Srigala kecil dan memeliharanya hingga dewasa. Harapannya setelah dewasa srigala itu menjadi penurut dan menuruti perintahnya. Tidak hanya sampai disitu, ia juga berharap srigala yang akan dirawatnya nanti dapat berteman dengan anjing peliharaannya dan mungkin bisa dikawinkan dengan keturunannya kelak.

Berbekal tekad, akhirnya Chen dan Yang berpetualang mencari anak srigala yang akan mereka rawat bersama anjing yang mereka pelihara. Dari petualangan ini mereka pelan-pelan belajar bagaimana cara memerangkap srigala. Hal yang mereka pikir dapat dikerjakan dengan mudah, nyatanya sulit mereka lakukan. Srigala itu hewan dengan tingkat kecerdasan yang cukup tinggi, sehingga butuh banyak kehati-hatian untuk menangkap srigala.

Dengan berbekal belajar dari penduduk lokal, akhirnya Chen dan Yang bisa mendapati lubang tempat srigala bersembunyi. Dengan perasaan gugup, mereka mencoba memasuki gua tempat srigala bersembunyi. Berbekal perlengkapan seadanya Chen dan Yang berdegup kencang memasuki areal gua itu. Cucuran keringatnya mendominasi dahi mereka, karena takut induk srigala akan menyerang mereka.

Nyatanya keberuntungan melingkupi mereka. Anak-anak srigala yang baru lahir ini ditinggalkan induknya di gua tersebut. Betapa bangganya mereka melihat anak-anak srigala ini, karena mereka masih kecil, anak-anak srigala itu ketakutan melihat dua pemuda ini. Ketakutan Chen dan Yang seolah berbalik pada anak-anak srigala ini, ketakutan ini kemudian menjadi jalan untuk menangkap anak-anak srigala ini.

Dan akhirnya mereka membawa anak-anak srigala itu ke desa tempat mereka menginap. Sesampainya di desa, betapa kagetnya para penduduk ketika mengetahui Chen akan merawat srigala ini untuk dikawinkan dengan seekor anjing. Tetua disana (Bilgee) marah mendengarnya, ia mendatangi Chen untuk mengurungkan niatnya lebih lanjut, baginya memeliharanya sama saja mengingkari hukum tengger. Tidak ada srigala yang mau dikawinkan dengan anjing, karena membuatnya terkekang saja merupakan kesalahan besar.

Chen tak berputus asa, dengan bijaksananya ia mencoba menjelaskan maksud dan tujuannya merawat srigala. Dengan sebuah keyakinan dan ketulusan yang dimiliki Chen, Bilgee akhirnya menyerah juga, menyadari pikirannya salah ia meminta maaf pada Chen.

Setelah itu dimulailah hari-hari dengan srigala perliharaannya. Karena masih kecil, ia disatukan dengan induk anjing yang baru saja melahirkan anak-anaknya. Awalnya sulit, karena induk anjing tahu itu bukan anaknya. Gigi srigala yang cukup tajam membuatnya merasa perih ketika tahu putingnya disapih olehnya. Belum lagi selera minum susu yang kuat. Membuatnya ingin selalu memisahkan diri dari anak srigala itu. Namun bukan Chen namanya kalau ia menyerah karena induk anjing yang tidak mau menyapihnya. Berbekal kasih sayang yang tulus pada anjingnya, ia berhasil meyakinkan anjing untuk mau disapih. Hingga akhirnya anak srigalapun mendapat jatah makan dri induk anjing tersebut.

Setelah agak besar anak-anak anjing seringkali main bersama anak srigala. Bermain cakar-cakaran, bahkan gigitan menjadi rutinitas seru mereka. Awalnya aktivitas ini tidak menjadi masalah, namun lama kelamaan aktivitas ini menjadi masalah yang sangat serius. Anak srigala ini dengan nalurinya tanpa sadar melukai anak anjing. Sontak saja induk anjing menjadi berang padanya. Dan inilah awal mulanya ia dipisahkan dengan anak-anak anjing lainnya.

Bila para anjing dapat berkeliaran bebas, tanpa ada tali pengekang sedikitpun, anak srigala harus terkekang dengan rantai besi. Awalnya ia meronta kuat dan marah dengan kekangan tersebut, namun lama kelamaan ia terbiasa.

Hari-haripun berganti dan Chen mulai membiasakan dirinya merawat srigala tersebut, sampai satu ketika terjadi ekpedisi besar-besaran dari utusan pemerintah Mao untuk memusnahkan srigala agar mereka tidak memakan ternak mereka.

Awalnya mereka tidak berhasil menghancurkan klan srigala, namun lambat laun semuanya berubah. Dan Chen menjadi tertantang untuk menjelaskan makna srigala bagi bangsa Mongol dan apa akibatnya jika semua srigala dibantai. Chenpun kini berubah, dari orang yang sekedar ingin meneliti dan memelihara srigala menjadi seorang yang sangat mencintai srigala dan totem srigala.

Pergolakan bathin dimulai dan konflikpun dimainkan. Apa yang akan Chen lakukan untuk mencegah bangsanya sendiri menghancurkan srigala? Apakah Chen berhasil menjadikan srigala menjadi teman hidup seperti yang diharapkannya? Kalau mau tahu kelanjutan kisahnya baca saja Wolf Totem….

Kesimpulannya



Jujur saja, kalau ada yang bertanya novel apa yang paling panjang saya baca, maka saya akan dengan sangat lancar menyebut Wolf Totem sebagai bacaan yang cukup menguras energi saya membaca. Novel ini memiliki permainan deskripsi yang menarik untuk dibaca. Jadi meski dominasi narasi terlihat kental di dalamnya, cita rasa majasnya sungguh memikat hati untuk terus membacanya sampai akhir.

Dalam novel ini banyak makna kehidupan yang diajarkan pada kita sebagai manusia. Dari novel ini kita akan diajarkan betapa pentingnya rantai makanan dalam siklus kehidupan. Membuat salah satu rantai makanannya hilang sama saja menghancurkan ekosistem secara perlahan. Ini bukan hanya teori, namun nyata terjadi di daerah Mongol.

Tidak hanya itu, dari novel ini kita juga akan belajar tentang bagaimana menjadi seorang yang memiliki keteguhan pendirian seperti srigala. Di balik perangainya yang mungkin dinilai buruk, srigala mengajarkan kita tentang sebuah pendirian, seperti sebagai mahluk hidup kita tidak boleh larut dalam kekangan hidup, berjuang untuk menjadi pribadi yang bebas adalah jalan membuat kita lebih mengerti lagi cara mempertahankan hidup.

Pelajaran lain dari srigala yang patut ditiru adalah kesetiaan. Ketika jantang srigala memilih satu betina srigala untuk pasangan hidupnya, biasanya mereka akan setia dan mati-matian melindungi keluarganya, ini adalah pelajaran lain yang mungkin bisa menggempur persepsi salah akan kata srigala yang dikonotasikan sebagai tokoh laki-laki yang penipu dan suka bergonta-ganti perempuan.

Tidak cukup sampai disitu, dari srigala juga kita akan belajar bagaimana taktik menyerang dan bertahan. Dalam novel ini digambarkan beberapa kali srigala mampu meloloskan diri dari kejaran manusia dengan cara menyerang ataupun lari ketika ia tak sanggup melawannya. Sungguh kita pembaca dibawa ke atmosfer psikologi baru tentang pemikiran srigala, serta bagaimana cara mempertahankan koloninya.

Kalau boleh dibilang novel ini sangat apik untuk dibaca. Keakuratan dalam penceritaannya membuat kita lebih paham lagi tentang bagaimana srigala itu memiliki kebijaksanaan lain untuk dipelajari.

Penelitan sepuluh tahun lebih, membuat novel ini layak diacungi empat jempol. Tak salah kalau ia dianugerahi Man Asian Literary Award pada tahun 2007. Hmm kalau saya pikir novel ini bisa juga dinominasikan dalam nobel sastra, soalnya novel ini bagus banget sih….

Kalau untuk penerbitnya saya kasih two thums up, karena sekali lagi Hikmah berhasil menyuguhkan novel terjemahan berkualitas seperti ini. Novel ini adalah novel terjemahan Hikmah kedua yang saya baca, setelah Tings Fall Apart. Kualitas penerjemahnya ok punya, pokoknya keren dan selamat deh buat Hikmah….

Tentang Penulisnya



Jiang Rong lahir di Jiangsu tahun 1946. Pekerjaan ayahnya membuat keluar mereka pindah ke Beijing pada tahun 1957 dan Jiang memasuki Akademi Pusat Seni Murni pada 1966.

Setelah pendidikannya terputus oleh berbagai peristiwa di China, Jiang yang berusia 21 tahun secara sukarela bekerja di Banner Ujimchin Timur di Mongolia Dalam, tempat dia hidup dan bekerja dengan para masyarakat nomad setempat sampai usia 23 tahun. Dia membawa dua kardus penuh terjemahan China dari karya-karya sastra klasik barat dan menghabiskan waktu sebelas tahun tenggelam dalam kajian pribadi mengenai sejarah, kebudayaan dan tradisi Mongolia. Secara khusus dia mengembangkan ketertarikan yang sangat terhadap mitologi srigala dan padang rumput, menghabiskan sebagian besar waktu luangnya untuk mempeljari berbagai cerita dan membesarkan seekor anak srigala yang yatim piatu.

Pada 1978, dia kembali ke Beijing meneruskan pendidikan di Akademi Ilmu Sosial Cina setahun kemudian. Jiang bekerja sebagai akademisi sampai pensiun pada tahun 2006.

Wolf Totem adalah kisah fiksi mengenaik kehidupan 1970-an yang diambil dari pengalaman pribadi Jiang di padang rumput wilayah perbatasan China.

Salam Inspirasi


Senda
Ketua Komunitas Baca Buku

Minggu, Februari 14, 2010

Menghindari


Setiap kita dan masalah adalah sebuah kesatuan
Tidak bermasalah tidak hidup
Tidak hidup tanpa sebuah masalah

Besar kecilnya adalah sesuatu hal yang harus tergenggam
Suka atau tidak kita harus melewatinya
Sebuah siklus yang harus terlewati

Bukan sekedar menghindari
Bukan sekedar membiarkan semuanya bergulir
Tapi untuk menjadikan kita lebih baik

Hingga kita bisa tersenyum di kemudian hari
Mungkin saat ini perjalanan tidak adil
Namun tidak, tidak sobat
Semua ini memang harus dihadapi

Sebab hidup bukan untuk menghindari
Membelalakan mata sembari melihat kenyataan adalah sebuah cara
Untuk menaklukan diri sendiri
Dari semua penghindaran yang ada

Selamat Menikmati Hidup Tanpa Penghindaran

Salam Inspirasi


Senda

Selasa, Februari 09, 2010

Restorasi Semangat


Api yang cepat membakar terkadang menyelubung cepat ketika ada yang menyemburkan
Beragam positivisme diagungkan dalam momentum itu
Semua orang terlarut dalam euphoria semangat
Mengatakan saya bisa, saya sukses

Hingga semuanya berlalu, semuanya menjadi kebasian yang berlalu dengan cepatnya

Bukan, bukan begini yang namanya
Jika ini terjadi, maka semangat hanya tujuan
Bukanlah semangat yang membawa tujuan

Jadi apa yang salah?

Kurangnya memahami pemaknaan semangat, membuat kita terbelenggu dalam kotak pandora euphoria sesaat yang nantinya hilang bila ditenggelamkan
Semangat itu bukan sekedar dihidupkan, bukan sekedar ditumbuhkan, dan bukan sekedar ditularkan
Semangat itu adalah sebuah kesadaran
Sadar pada diri
Sadar pada lingkungan
Sadar pada tujuan

Maka bila semangat itu hanya berhenti pada satu titik
Sebuah pemahaman dibutuhkan
Ia adalah restorasi semangat
Yang menyadarkan manusia pada titik pengertian makna semangat
Yang bukan sekedar retorika
Tapi tercermin dari prilaku

Selamat Menjadi Restorator Semangat Sobat

Salam Inspirasi


Senda

Senin, Februari 01, 2010

Menakar Sebuah Keteguhan Hati



Setiap hati yang teguh akan memberikan kekuatan bagi siapa yang menjalani
Tatkala rintangan datang ia tidak terpuruk kedalamnya
Ia tetap menyalakan api semangat yang membara dalam dadanya
Berteriak kencang untuk tetap dalam kekonsistenan

Maka begitulah sejatinya semangat yang membara
Ia tidak hanya termaktub dalam euphoria dan hingar bingar dorongan motivator yang setelah itu melempem tanpa sebuah aksi berarti
Ia memiliki sebuah ungkit kemampuan yang tinggi untuk mengalahkan musuh terbesarnya
Yaitu rasa takut akan sebuah ketidakberhasilan melingkupi hati atau rasa marah dalam hardikan pada Sang Khalik
Dari sinilah penilaian seberapa besar keteguhan hati menjadi dominasi yang tak terelakan dalam hidup

Bila jalan panjang melebar dan bukan membentang
Apa yang harus kita lakukan sobat?
Tetap teguh akan ada jalan lain yang membentang ke depan?
Membuat bentang jalan sendiri?
Atau terus berkutat pada jalan yang melebar, tanpa jelas mengarah kemana?

Semua adalah pilihan sobat
Dan pilihan dimulai ketika kita meneguhkan hati
Seberapa besar keteguhan hati itu?
Hanya kita yang tahu

Salam Inspirasi


Senda

Senin, Januari 25, 2010

4 Kriteria Pemimpi



Dalam hidup kita akan menemui 4 kriteria Pemimpi. Mereka sibuk dengan pemikirannya masing-masing tentang mimpi. Seperti apa 4 kriteria itu?

1. Pemimpi yang bertindak

Pemimpi yang bertindak adalah pemimpi yang senantiasa mewujudkan semua yang diinginkannya, ia tidak hanya memimpikan tapi berusaha mewujudkannya dengan segenap daya yang dimilikinya. Orang bilang mereka adalah seorang pejuang kehidupan, bagi mereka sendiri mimpi bukanlah sebuah abstraksi, namun sesuatu yang harus diwujudkan menjadi nyata.

2. Pemimpi yang membicarakan mimpinya

Tipe kedua adalah tipe yang senang membicarakan mimpi-mimpi dengan yakininya namun tidak mau berjuang untuk meraih mimpinya. Banyak orang yang membicarakan mimpinya seperti ingin go international, menjadi terkenal, terkemuka dan lain hal. Namun tidak ada satupun yang menjadi nyata, entah disadari atau tidak waktu menelan mereka dengan bualan sesaat. Hal ini bisa terjadi pada siapa saja yang merasa sudah berjuang maksimal untuk meraih mimpinya, padahal standarisasi maksimalnya hanya sebuah standarisasi minimal persyaratan untuk menggapai mimpi.

3. Pemimpi yang tidak berani bermimpi

Tipe ini senang sekali melihat kesuksesan orang lain dan ingin sekali seperti mereka. Sayangnya perjuangan mereka hanya sampai pada titik ingin, bukan untuk merealisasikan, sebab bagi mereka mimpi adalah sesuatu yang sulit diraih.

4. Pemimpi yang mendorong mimpi orang lain

Tipe terakhir adalah tipe pemimpi yang senang memberi semangat dan motivasi bagi orang lain untuk bisa meraih mimpinya. Saking semangatnya, ia jadi kurang mawas diri untuk mewujudkan mimpinya. Beberapa dari mereka bahkan tidak terlalu mengetahui makna dibalik semua mimpinya.

Lantas bagaimana dengan kita? Tergolong pemimpi seperti apa kita?

Salam Inspirasi


Irawan Senda

Selasa, Januari 19, 2010

Dengarkan Sesuatu Yang Membuat Besar



Kebisingan orang lain terhadap sesuatu hal yang tidak sesuai dengan dirinya lebih riuh bila dibandingkan kebisingannya menilai diri sendiri….

Terkadang pandangan mereka terhadap ketidaktahuan membuat mereka memperdengarkan nyanyian yang terdengar sumbang di telinga.
Sebagian lagi bahkan terdengar memekikan dan menyayat hati, namun mereka tidak salah dalam memberi pandangan.
Mereka hanya melihat segala sesuatu dari ruang lingkupnya, itulah yang membuat mereka seperti itu sobat….

Karena itu jangan khawatir dengan segala retorika yang mengekerdilkan sebuah niat dan mimpi yang besar.
Biarkan mereka berbicara dan kita menunjukan dengan cara kita sendiri.
Suatu saat ketika kau mencapai puncak, mereka akan tersenyum bangga padamu dan berkata kau benar dalam hal ini.

Tetap semangat sobat, dengarkanlah sesuatu yang membuatmu besar.
Bukan sekedar mengerdilkan, sebab pengkerdilan hanya membuatmu tetap di tempat seperti yang mereka mau.

Tetap semangat, mereguk mimpi yang kau capai


Salam Inspirasi



Senda

Rabu, Januari 13, 2010

Dua sisi kehidupan


Karena sebuah perputaran hidup seorang berkembang
Dan karena sebuah perputaran hidup juga seseorang merasa linglung karena semua berubah

Hidup ini unik
Ia memiliki cara untuk mengajarkan banyak hal dengan segala versi takdir yang beda
Semua yang bertranformasi menjadi lebih baik adalah penerima rapor terbaik
Sedangkan yang berhenti berkembang pada satu titik adalah penerima rapor terburuk

Sebuah penggambaran memperlihatkan banyaknya sisi kehidupan kita yang berkembang
Menjadi bijak melihat sisi kehidupan
Mendengarkan dan meminimalisir subjektifitas dalam berpikir
Hingga menjadi lebih tulus dalam meluruskan niat dan menjalankan sebuah konsistensi pilihan

Sementara itu bagian sisi kehidupan lainnya memperlihatkan frame kebalikan
Tetap pada sebuah pemikiran lama
Berbicara dengan subjektifitas dengan arogansi merasa paling benar
Hingga menilai sesuatu dari asas manfaat tanpa ada niat tulus untuk memberi

Sebuah situasional dari dua sisi kehidupan yang mungkin saja terjadi
Dan Sekarang waktunya berdiri dan memilih di sisi mana kita berada?

Salam Inspirasi


Irawan Senda

Kamis, Januari 07, 2010

Merawat Kepercayaan


Ada kalanya motivasi itu berawal dari sebuah keterpurukan
Ketika seseorang jatuh dan tidak berdaya, ia senantiasa bangkit mengejar impiannya lebih dalam dan lebih kuat semua
Beberapa orang dengan kekuranganpun tidak kalah hebatnya
Mereka tetap berjuang dibalik semua keterbatasannya

Tidak ada kata menyerah, yang ada hanya kekuatan untuk bangkit merengkuh keberhasilan
Lantas apa yang membuat mereka kuat dan bertahan?

Kepercayaan sobat
Yah kepercayaan akan sebuah keadaan dimana esok lebih baik dari saat ini
Kepercayaan karena roda bumi akan berputar dan membawa kita pada puncaknya
Dan kepercayaan sebuah keterbatasan menjadi sebuah peluang untuk menembus sesuatu yang tak terbatas

Maka rawatlah kepercayaan secara konsisten
Karena ketika semakin besar
Impian hanya tinggal satu senti digapai

Salam Inspirasi



Irawan Senda