Rabu, Oktober 29, 2008

Sahabat


Terkadang manusia berjalan sendiri
Tanpa arah, tanpa cahaya
Dan terlingkupi oleh sebuah rasa bernama gundah gulana

Sejak itulah kekosongan bathin lirih meminta pertolongan
Di saat kita sendiri dalam kesenyapan
Kita membutuhkan sosok

Dan sosok itu adalah Sahabat

Tidak ada yang pernah bisa menggantikan kehadiran tujuh hurup ini di kala kita susah senang dan bahagia
Entah sudah berapa banyak warna yang ditoreh oleh tujuh hurup ini di dalam hati kami
Merah, Biru, Jingga, Kuning seolah menjadi gambaran betapa indahnya pelangi yang bersinar di kala hujan kesedihan menghujam kami

Sahabat
Tidak ada kata yang bisa diungkapkan dalam sebuah novel, memoar bahkan memoar
Karena terlalu sulit menggambarkan betapa berharganya dirimu

Sahabat
Kau terlahir untuk melengkapi hari
Dimana kami bisa tertawa bersama
Menangis bersama
Merenung bersama

Sahabat
Sungguh kami tidak berarti tanpamu
Sungguh semua akan berjalan di tempat tanpa doronganmu untuk bisa seperti ini
Engkau bagai bara api yang selalu membakar perjuangan kami menjalani hidup

Sahabat
Dirimu adalah inspirasi tiada henti
Semangatmu adalah pelajaran bagi kami
Dan langkahmu adalah renungan bagi kami

Sahabat
Perjalanan hidup sungguhlah panjang
Setiap hidup adalah awalan
Dan setiap kematian adalah akhiran
Maka jadikan hari ini awalan terbaik
Untuk menggapai mimpi dan melawan asa yang tak pasti

Aku akan selalu mendukung
Selalu, hingga semua berakhir

Minggu, Oktober 26, 2008

Grup Penulis Pertama di Indonesia


Baru-baru ini saya diajak bergabung untuk membuat sebuah grup. Bukan grup band, grup vokal apalagi grup pelawak. Namun saya diajak bergabung dengan grup penulis.
Fiuh saya sempat berpikir lama menerima ajakan ini, namun setelah saya pikir berulang-ulang. Ide ini bagus sekali, karena di Indonesia saat ini berlum pernah ada grup penulis. Dunia penulisan sepertinya hanya bermunculan pemain solo dan untuk pemain grup boleh dibilang tidak ada.

Dahulu ada mungkin kita mengenal Hilman dan Boim yang biasa menulis novel remaja seperti Lupus dan Olga. Namun ini tidak bisa dikatakan grup secara menulis, karena mereka hanyalah dua orang yang bergumpul dan lebih menonjolkan nama masing-masing. Begitupun Beni dan Mice yang sebenarnya tidak bisa dibilang sebagai penulis, karena pada dasarnya mereka memang kartunis, jadi tidak bisa dibilang grup penulis.

Jadi seperti apa grup penulis sebenarnya? Sebenarnya grup penulis adalah sekumpulan orang yang membentuk sebuah kelompok tanpa menonjolkan masing-masing penulis. Sebagai contoh Asma Nadia, dkk. Mereka tidak bisa dibilang grup penulis, karena koalisinya hanyalah sebuah proyek sesaat dan semata saja.

Bayangan saya grup penulis adalah sebuah grup layaknya grup musik yang memiliki manajer yang mengatur jadwal kegiatan mereka, serta melobi para penerbit. Tidak hanya itu grup penulis juga didukung dengan sikap solid masing-masing anggota untuk mempertahankan grupnya, meskipun setiap orang memiliki karya sendiri. Jadi saya bisa katakan itu adalah grup sebenarnya. Lantas bagaimana dengan grup penulis yang ada di Indonesia?

Saya rasa masih sangat jauh dari harapan, karena grup penulis di Indonesia hanya bersifat proyek semata. Kalau proyek habis ya bubar..., sudah hanya segitu saja tidak lebih tidak kurang. Berbeda dengan grup band yang bisa solid dan bertahan bertahun-tahun. Ini juga yang menjadi tugas berat bagi kita para penulis untuk bisa membuat sebuah grup yang solid dan tidak hanya mengandalkan ego semata. Doakan grup penulis saya berhasil ya...

Salam Inspirasi

Irawan Senda

Senin, Oktober 20, 2008

Ghost Writer


Tukul Arwana, Vagetoz, Tung Desem Waringin, Hermawan Kartajaya, Bob Sadino, mereka adalah nama-nama terkenal yang tidak asing di telinga kita. Terlebih ketika mereka menelurkan buku, maka banyak yang berpikir mereka adalah para penulis yang hebat dan handal. Dengan yakinnya mereka bilang saya adalah penulis, padahal keotentikan itu tidak bisa dipertanggungjawabkan sepenuhnya. Sebab banyak dari nama-nama besar dari penulis terkenal yang bergelut di buku non fiksi adalah orang-orang yang tidak bisa menulis. Mereka menggunakan bahasa verbal yang direkam dalam sebuah tape untuk nantinya ditulis dalam sebuah buku. Ada lagi yang menggunakan metode wawancara tertulis untuk nantinya tulisan tersebut dijadikan sebuah tulisan. Yang menjadi pertanyaan siapa yang menulis itu semua?
Nah untuk mangetahui itu semua saya ingin bertanya pada anda semua tentang istilah ”Ghost Writer” alias penulis bayangan. Profesi ini banyak dijadikan lahan bagi para penulis untuk sekedar menyambung hidup. Bayarannyapun tidak tanggung-tanggung…. Para nama terkenal tersebut bisa membayar Ghost Writer puluhan juta rupiah hanya untuk membuat sebuah buku. Ini adalah profesi yang tidak main-main dan tidak mudah bagi seorang yang ingin sekali hidup menjadi penulis. Karena hidup mengandalkan royalty saja tidak cukup untuk menghidupi diri sendiri jikalau kita bukanlah penulis terkenal…
Ghost Writer adalah jawaban bagi seorang yang mempunyai waktu super padat untuk menjadi penulis buku. Dengan bantuan ghost writer, para nama-nama besar bisa menjadi sukses dalam penjualan bukunya hanya karena ia mampu membayar seseorang untuk membuatkannya buku. Jadi bisa dikatakan hasil karya mereka tidak murni seratus persen dari penulisan mereka. Memang hal ini tidak salah dan dibenarkan saja, lha wong pemikirannya juga dari dia juga.
Namun ini menjadi masalah jikalau para nama-nama besar tersebut tidak pernah mau mencoba menulis karya mereka sendiri. Karena kualitas tulisan mereka sebenarnya menjadi diragukan, apalagi keotentikannya. Bagi saya secara pribadi, hal tersebut sebenarnya tidak memberikan kepuasan bathin dalam menulis, meski kita sendiri yang memiliki ide. Saya berkata seperti ini karena menulis adalah sebuah seni merangkai kata yang indah, bukan sekedar tulisan semata, sebab buat apa kita mempunyai buku tetapi kita tidak paham cara menulis buku tersebut atau bagaimana prosesnya.
Meski begitu ada sisi positif yang tidak bisa dilewatkan saja. Adanya Ghost Writer memungkinkan kita yang benar-benar penulis semain terasah dalam penulisan, sehingga menulis untuk mereka seperti warming up untuk menulis karya sendiri, meski ada juga yang kebablasan (he..he..he..). Saya yakin ke depan trend ini akan semakin luas dan lagi-lagi yang diuntungkan kita-kita yang jadi penulis-makanya jadi penulis donk sobat-he…he…he….
Salam Inspirasi

Irawan Senda

Inspirasi dari Napoleon Hill


Apabila anda berpikir kalah, maka akan kalah
Apabila anda berpikir tidak berani, maka tidak akan berani
Apabila anda ingin menang tapi tidak merasa yakin, boleh dikatakan anda tidak akan menang
Apabila anda berpikir untuk rugi, anda telah rugi
Karena di dunia kita temukan sukses dimulai dari segalanya dalam pikiran
Apabila anda menganggap diri anda unggul, maka anda akan menjadi unggul
Anda harus bercita-cita tinggi untuk bangkit, anda harus merasa yakin terhadap diri sendiri sebelum anda dapat menenangkan suatu hadiah
Perjuangan hidup tidaklah senantiasa memihak pada yang lebih kuat atau yang lebih cepat
Tapi cepat atau lambar sang pemenang adalah orang yang berpikir dia pasti menang
***
Sobat pembaca blog, terkadang kita ingin sekali berhasil dalam sebuah pekerjaan, namun anehnya keberhasilan tidak kunjung datang, malah kegagalan yang menyapa kita dengan hangat. Aneh namun itu banyak sekali terjadi di sekitar kita dan bila kita mau runut penyebab utamanya adalah ketidakyakinan kita dalam melakukan pekerjaan tersebut.
Ketidakyakinan seperti cara kita membentuk dinding penghalang rezeqi untuk kita. Bukankah Sang Khalik pernah berkata Aku adalah apa yang hambaku pikirkan, maka wajarlah jika kita memikirkan tidak berhasil maka hasilnya tidak berhasil. Jika Napoleon Hill saja selalu mengkondisikan kesuksesan pada dirinya lantas mengapa kita tidak mencoba memikirkan hal terbaik untuk diri kita sendiri?
Dengan memulai berpikir positif kita memungkinkan peluang-peluang keberhasilan hinggap pada kita, karena Sang Khalik juga menganggap kita siap menerima apa yang kita pikirkan. So berpikir positif terus sobat, agar kita bisa mendapatkan keberhasilan seperti yang kita harapkan.

Salam Inspirasi

Irawan Senda

Kamis, Oktober 16, 2008

Interview dengan Majalah An Nida


Rabu 15 Oktober kemarin saya di interview oleh majalah An Nida. Alhamdulillah semua pertanyaan terjawab dengan baik dan cepat. Sebuah pengalaman unik menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh wartawan tersebut. Karena pertanyaan diajukan via email dan jawaban yang dibutuhkan cukup banyak.
Berbeda dengan wawancara yang pernah saya rasakan, wawancara dengan An Nida seperti seorang yang diberi sebuah test. Beberapa pertanyaan serasa menantang pemikiran saya untuk berpikir lebih banyak menjawab pertanyaan tersebut. Sungguh wawancara unik dan penuh kesan.
Bagi teman-teman pembaca blog yang penasaran dengan isi wawancara, jangan lewatkan An Nida edisi November ya…

Salam Inspirasi

Irawan Senda

Selasa, Oktober 14, 2008

Plagiat dalam dunia tulis menulis


Hari ini saya banyak berbincang dengan seorang rekan sesama penulis. Namun kali ini penulis yang bersama saya adalah penulis skenario. Ia sangat menyukai menulis skenario pasca menang lomba cerpen yang jurinya adalah Putu Wijaya. Ia memenangkan dua predikat sekaligus dalam satu perlombaan. Karya pertama mendapat juara tiga dan karya kedua mendapatkan harapan ke tiga (peringkat enam), sungguh pengalaman yang luar biasa yang tidak pernah bisa dilupakan. Hal ini karena ia adalah satu-satunya pemenang dari lomba tersebut, sementara lawan-lawan yang dijatuhkannya adalah pria-pria yang notabene sudah malang melintang di dunia penulisan. Sungguh sebuah pengalaman menarik yang diceritakan dengan semangat olehnya. Dari matanya terpancar sebuah kebahagiaan yang sangat besar ketika mengingat kembali masa-masa indahnya.
Cerita ini tidak berhenti sampai di situ saja. Ia kemudian menceritakan sebuah pengalaman yang kurang mengenakkan dalam dunia tulis menulis, terutama ketika ia berhasil menyelesaikan penulisan skenario untuk sebuah film horror yang terkenal di tanah air. Saat itu karyanya di taruh di sebuah production house yang biasa menangani film. Hingga akhirnya ia dipanggil oleh produser untuk di interview tentang penulisan skenario yang telah ia buat. Mereka sungguh terkesima dengan kinerja dari teman saya ini, hingga sang produserpun menjanjikannya uang tiga juta rupiah untuk membeli naskah tersebut. Perasaan ini membuat ia senang bukan kepalang sehingga pikirannya menerawang untuk membelanjakan uang tersebut bila naskahnya terpakai di film.
Minggu, demi minggu dilewati tanpa ada kabar, hingga tahun berganti, ia dikejutkan oleh sebuah ucapan selamat dari rekan-rekannya karena skenario yang dibuatnya telah di filmkan dan meraih penonton yang cukup banyak. Rekan saya ini terbelalak seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ternyata naskah skenarionya dipakai oleh film tersebut tanpa konfirmasi darinya.
Saat itu ia bereaksi cepat mengangkat gagang telephone dan bertanya pada produser tersebut. Produser tersebut seolah tidak tahu menahu tentang apa yang dialaminya, bahkan terkesan tidak peduli dengan masalah ini. Mendengar jawaban dari sang produser, ia menjadi kecewa dan terguncang, bahkan sempat membuat nafsu makannya hilang. Akhirnya dengan berat hati ia ikhlaskan apa yang telah terjadi pada dirinya. Sungguh pengalaman pahit ini menjadi pelajaran berharga yang tidak bisa terlupakan begitu saja untuk dirinya….
***
Sobat pembaca blog, dunia penulisan saat ini tidak lekang dengan prilaku-prilaku jahat para oknum. Tidak hanya di dunia penebangan kayu saja ada kejadian seperti ini, dunia penulisanpun menjadi sasaran empuk untuk melakukan kejahatan. Maka dengan adanya cerita ini saya ingin mengajak sobat pembaca untuk lebih berhati-hati lagi dalam menyerahkan tulisan terutama tulisan kepada sebuah penerbit, berikut adalah tips berharga agar anda terhindar dari kejadian tidak mengenakan ini :
1. Jangan pernah mengirim karya sebelum mensurvei. Kebiasaan saya pribadi sebelum menaruh karya di penerbit adalah survei terlebih dahulu. Dengan mensurvei kita bisa lebih mengenal orang yang akan kita ajak kerjasama untuk menerbitkan karya kita.
2. Jangan pernah mengirim karya via email. Nah bagi anda penulis novel yang terpisah oleh jarak dan waktu, jangan pernah terpancing untuk mengirimkan karya kita kepada penerbit, apalagi penerbit itu masih penerbit kecil. Usahakan mengirimnya dalam bentuk hard copy sehingga kemungkinan orang lain membajak menjadi berkurang.
3. Jangan pernah menceritakan karya anda kepada orang yang belum dikenal. Karena kalau anda menceritakan karya anda pada orang yang tidak dikenal bisa jadi ide kita akan dibajak habis-habisan.
4. Simpan ide dalam medium yang tepat dan bisa dipertanggung jawabkan. Jangan pernah menyimpan karya terbaik kita di blog. Karena mereka bisa saja mencuri ide kita dan menjualnya ke penerbit lain. Setidaknya itu pernah dirasakan oleh teman saya yang biasa menulis idenya di novel.
5. Las but not least mintalah tanda terima setiap kita mengirim karya. Dengan begini kita punya bukti kalau karya kita pernah dikirim ke penerbit tersebut.
Itulah tips-tips singkat agar kita terhindar dari penipuan, semoga bermanfaat….

Salam Inspirasi

Irawan Senda

Ada harapan baru dari setiap kegagalan.



Hari ini satu dari lima karya saya, ditolak oleh penerbit Hikmah. Kata mereka karya saya layak diterbitkan namun trend pasar tidak mengarah pada buku yang anda buat, jadi buku anda tidak bisa di publish oleh penerbit kami.
Hmm mendengar perkataan ini saya tidak merasakan apapun, kecewa juga tidak. Namun ini adalah peluang saya untuk bisa lebih baik lagi dalam membuat karya. Kritikan seperti ini membuat saya jadi terpacu untuk membuat karya yang sesuai baik dan sesuai dengan standar penerbitan saat ini. Tidak hanya itu saya malah banyak bertanya tentang trend pasar saat ini serta tentang kualitas dari penulisan. Tak disangka ternyata mereka sebenarnya suka dengan cara menulis saya, kata mereka tulisan saya komunikatif dan bisa membuat pembaca dan penulis merasa dekat satu sama lain. Tidak hanya itu ternyata mereka mau bekerjasama dengan bila ada proyek pembuatan buku yang bersifat magazine book dan buku-buku yang membutuhkan ghost writer. Mendengar kesempatan ini membuat saya yakin selalu ada hikmah dalam setiap peristiwa dan kejadian.
Bila saya pergi dengan perasaan dongkol dan tergesa-gesa meninggalkan penerbit itu saya tidak mungkin mendapatkan peluang-peluang berharga seperti ini. Disamping itu saya juga tidak mendapatkan informasi berharga tentang perkembangan trend penulisan. Nah kalau sudah begini saya pasti tidak akan mendapatkan apapun dari peristiwa tersebut. Peristiwa ini juga membuat saya lebih semangat lagi dalam dunia tulis menulis. So bagi sobat pembaca blog yang sudah menulis buku terus di tolak sama penerbit, jangan patah semangat ya…. Tanya apa saja kekurangan kita dalam menulis, karena bisa jadi penolakan tersebut sebenarnya bukan didasarkan karya kita buruk atau kita tidak bisa menulis namun bisa jadi seperti saya yang tidak sesuai dengan trend pasar atau tidak sesuai dengan visi dan misi penerbit. Kalau sudah begini jangan putus harapan, datang saja ke penerbit lain yang memiliki satu pemikiran dengan karya kita atau alternative kedua me-make over-kan karya kita hingga menjadi sebuah buku yang baik.
Jadi jangan putus semangat, selalu ada harapan baru dalam setiap kegagalan. Dan selalu ada peluang dari setiap kejadian…

Salam Inspirasi

Irawan Senda

Minggu, Oktober 12, 2008

Kamus Linguistik


Buat para pembuat novel, buku ini bisa menjadi panduan tersendiri dalam melengkapi tulisan kita dengan majas-majas metafora. Banyak istilah-istilah yang saya pakai dalam novel pertama saya. Dan salah satu sumbernya buku ini.
Tujuannya jelas untuk memperkarya kualitas sastra kita. Bagi pembaca blog yang ingin mendapatkan buku ini, mudah kok… Datang saja ke Gramedia, cari rak bagian kamus dan anda akan mendapatkan buku kamus ini. Di buku ini terdapat istilah-istilah unik yang bisa kita pakai untuk menulis bab novel yang akan kita tulis. Tidak hanya itu kamus ini juga menyertakan cara pengucapannya jadi tidak perlu bingung bagaimana cara pengucapan, karena ada panduannya di halaman depan.
Buku ini ditulis oleh Harimurti Kridalaksana, beliau adalah salah seorang penyusun KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), jadi sudah tidak diragukan lagi keilmuannya dalam dunia penulisan. Jadi bagi para pembaca blog yang ingin menulis novel, buku kamus ini patut diprioritaskan.


Salam Inspirasi


Irawan Senda

Tentang Buku Cara Menulis


Belakangan ini banyak sekali orang yang ingin menjadi seorang penulis buku, terlebih pasca penulis sudah bisa dijadikan pekerjaan yang menjanjikan. Terbukti banyak penulis yang bisa hidup dengan menulis dan kepenulisan. Sebut saja nama-nama penulis novel seperti Dee, Gola Gong, Asma Nadia, Ayu Utami, Hilman, Boim Lebbon, Langit Kresna, Habbiburrahman dan Andrea Hirata. Dua nama terakhir menjadi sebuah fenomena dunia sastra yang tidak bisa diperhitungkan dengan sebelah mata saja.
Jumlah royaltynyapun mencapai milyaran. Nah itu baru dari buku novel, lantas bagaimana dengan buku non fiksi. Tidak kalah mencengangkan Parlindungan Marpaung penulis buku setengah isi, setengah kosong sudah mendapatkan hamper satu milyard dari penerbit MQS dengan penjualan buku diatas 150 ribu eksemplar. Artinya penulis sudah tidak bisa dipandang sebelah mata saja, karena ternyata profesi ini cukup menjanjikan bagi orang yang ingin memenuhi kebutuhan aktualisasi plus keuntungan.
Maka wajar perkembangan buku kepenelusan di Indonesia mengalami sebuah peningkatan tajam. Bahkan pakar kepenulisan Hernowo sudah menulis lebih dari tiga buku tentang dunia kepenulisan. Belum lagi penulis senior lainnya seperti Bambang Trim yang sudah berhasil menelurkan buku-buku tentang kepenulisan. Semua menjadi sebuah catatan tersendiri bagi perkembangan penulisan di Indonesia.
Walaupun begitu ada sebuah kendala tersendiri ketika kita ingin mendapatkan buku-buku seperti ini. Toko buku besar seperti Gramedia tidak menyediakan secara lengkap buku-buku seperti ini. Entah karena buku ini tidak terlalu susah di jual atau buku-buku ini tidak termasuk kriteria rak di Gramedia. Karena kita akan sangat sulit menemukan buku seperti ini.
Jika anda memiliki permasalahan yang sama dengan saya, maka anda tidak perlu mengkhawatirkannya. Sebab baru-baru ini saya pergi ke sebuh toko buku dengan buku-buku penulisan yang cukup lengkap. Dari mulai cara menulis buku non fiksi sampai menulis buku novelpun tersedia lengkap. Toko ini bernama MP Book Point, sebuah took kecil yang hadir melengkapi seramnya TPU Jeruk Purut (he..he..). Yah toko buku ini terletak satu jalan dengan TPU tersebut, tepatnya di jalan puri mutiara dalam, Cipete.
Di toko buku ini kita akan menemukan satu rak khusus memuat buku-buku penulisan. Tidak hanya itu, harga buku-buku ini termasuk miring bila dibandingkan toko buku lain. Jadi kita bisa menghemat kocek kita untuk membeli buku.
So tunggu apalagi, cepetan datang ke tempat ini, coz siapa tahu kamoe bisa ketemu Andrea Hirata (Sst bocoran buat para pecinta Andrea… Si Ikal kalau ke Jakarta selalu mampir ke tempat ini lho...).

Salam Inspirasi


Irawan Senda

Situs Jejaring Sosial


Friendster, Multply, Facebook, Hi5, Tagged, Bebo, Temanster, Live Connector, dll. Apa yang terlintas di benak anda tentang ke semua situs yang saya sebuatkan? Cari teman? Promo? Cari pacar? Cari Pembeli? Dagang?
Yah semua bisa anda lakukan dengan situs-situs jejaring sosial diatas, namun tahukah anda kelebihan dan kekurangan mereka. Nah berhubung saya punya account di semua situs jejaring tersebut, saya akan coba bahas dan ungkap untuk anda tentang kelebihan dan kekurangan.
Kita mulai dari Friendster. Situs ini adalah situs jejaring terbesar di dunia dengan market pasar terbesar adalah negara-negara di Asia. Banyak sekali kelebihan dari friendster yang membuat ia unik dan terus dijadikan orang untuk berhubungan satu sama lain. Kelebihan friendster terletak pada kemudahan pengoperasian. Halaman data diripun sangat variatif, karena semua tergantung dari kita sang pemilik yang mengutak-atik halaman tersebut semenarik mungkin. Nah kekurangan dari friendster adalah blognya memiliki fitur yang terbatas dan seadanya. Jadi bagi kamu para blogger, pasti merasa blog fs kurang representatif untuk menyalurkan hobi dan bakat. Kekurangan kedua adalah kita tidak mengetahui dengan pasti siapa saja rekan-rekan kita yang sedang on line, meski pada halaman home ada daftar orang-orang yang up date, namun data itu tidak bisa kita jadikan patokan untuk berinteraksi dengan rekan kita yang sedang on line.
Begitupun untuk mengajak orang untuk menjadi teman kita, ada beberapa tahap yang membuat kita malas mencari teman jika kita ingin mengajak orang lain untuk berteman. Meski begitu fitur group pada Friendster cukup lengkap karena kita bisa berinteraksi layaknya forum dan semua orang bisa turut bergabung dengan group kita meski untuk melakukan itu semua kita harus menginvite satu persatu orang.
Lain Friendster, lain lagi Multiply. Situs ini menawarkan banyak peluang untuk seorang yang mencintai dunia penulisan. Ada personal website, blog, journal, dll. Pokoknya kumplit deh, meski kekurangan terbesarnya terletak pada loadingnya yang paling lemot diantara situs jejaring lain. Maklum saja situs ini memiliki fitur yang seabreg sehingga wajar saja jika situsnya sulit dibuka. Meski begitu situs ini jadi pilihan bagi para penulis-penulis non fiksi terkenal, semisal Pipit Senja, Anrea Hirata, Asma Nadia, Gola Gong, Rul Khan, Koko Nata, dll. Jadi kalau kamu mau dapetin teman penulis fiksi di Multiply tempatnya.
Berbeda dengan Multiply dan Friendster. Facebook menawarkan sesuatu yang segar. Situs ini menjadi pilihan situs bagi banyak selebriti tanah air untuk sekedar bersosialita. Nama-nama yang berseliweran di Facebook Cindy Claudia Harahap, Meisya Siregar, Bona Sardo, Hilbram Dunar, Becky, Katon Bagaskara sampai Soetrisno Bachir ikutan juga lho (hmm nama yang terakhir ini selebriti bukan ya?). Jadi jalinan pertemanannya cukup hebat karena yang ikut orang-orang yang eksis semua di internet. Pun kalau mau tahu kegiatan keseharian mereka tidak perlu ketik reg seleb dan sebagai macamnya, karena mereka akan kasih info apa yang dilakukannya setiap hari. Karena ada update status yang bisa dilihat oleh teman jejaringnya. Kekurangannya jika kita ingin mencari teman baru, maka kita harus siap ribet karena harus memasukkan kode verifikasi untuk melolosakannya. Dan untuk penulis blog tidak bisa sepenuhnya tersalurkan, karena hanya tersedia journal untuk sekedar curhat. Walaupun begitu situs ini mendukung format wap untuk handphone seperti friendster. So, kalau mau up date bisa dilakukan setiap saat kapan saja dengan handphone berinternet.
Situs jejaring yang tidak kalah hebatnya adalah Hi5. Situs jejaring social ini memiliki perpaduan friendster dan facebook, jadi tampilan ok lah… Cari teman juga lebih mudah karena dia tidak perlu kode verifikasi seperti facebook atau alamat email dan nama belakang seperti friendster. Cukup lihat dan klik add friend, rebesss…. Meski begitu situs ini memiliki beberapa kekurangan. Pertama group, nah dalam pembuatan group kita hanya bisa membuat satu group saja berbeda dengan friendster yang bisa membuat group sepuasnya. Nah yang kedua masalah blog, terus terang situs jejaring ini tidak mengakomodir kebutuhan ini, jadi para penulis bersiaplah kalian kecewa. Meski begitu situs ini punya kelebihan lain dari sisi messages yang seperti milis, jadi kita bisa sahut-sahutan dengan orang yang sudah menjadi teman kita. Berdiskusi juga bisa dilakukan by message. Kelebihan lain terletak pada orang-orang yeng berulang tahun, nah di home terdapat daftar orang yang berulang tahun sehingga kita bisa mengklik langsung untuk mengucapkan happy birthday.
Selanjutnya kita bahas Tagged. Wah kalau bahas situs ini rada-rada malas nih karena kekurangannya cukup banyak dibandingkan situs lain. Pertama situs ini tidak terlalu dikenal di Indonesia, jadi kita akan kesulitan mencari teman. Kekurangan kedua terletak pada koneksinya yang amat sangat lambat, terlebih jika kita mentag banyak video maka loadingnya akan semakin lama. Ketiga situs ini banyak dijadikan orang-orang yang kelebihan muatan birahinya untuk disalurkan. Terbukti banyak orang yang memakai situs ini untuk sekedar berkencan dan berpetualang mencari sensasi seks baru. Meski banyak kekurangan situs ini memiliki kemudahan untuk mengetahui siapa saja yang on line pada saat itu sehingga kita bisa melakukan komunikasi dengan mudah lewat email atau mengajak mereka untuk YM-an. Selain itu kita bisa menyimpan banyak koleksi video yang bisa kita download via youtube, jadi cukup bisa diandalkan meski banyak kekurangan.
Liveconnector, situs ini lebih mengedapankan chatting. Kalau situs ini mirip-mirip dengan friendster hanya lebih simple tampilannya, maklum saja namanya juga situs buat chat jadi gak perlu banyak pernak-pernik kan? Karena saya jarang berchatting ria saya tidak banyak menggunakan live connector jadi sory tidak bisa banyak berkomentar untuk situs ini.
Temanster, situs ini memiliki ide dasar friendster, namun lebih simple dari friendster. Saya sempat punya account di situs ini tapi sayangnya tidak saya kelola dengan baik sehingga saya tidak memiliki teman di situs ini.
Bebo, situs ini sama persis seperti Hi5 dan memiliki basis masa pengguna adalah orang China, Korea dan Taiwan. Jadi kalau mau pada ketemu Tao Ming Tse silahkan bergabung dengan situs tersebut.
Nah itulah gambaran singkat dari situs-situs jejaring sosial, semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca blog saya.

Salam Inspirasi


Irawan Senda

Sabtu, Oktober 11, 2008

Bunderan HI




Apa yang ada dipikiran kita tentang Bunderan HI di sore hari?

Macet, Demo, Pancuran, Jalur Busway, Pembagian sticker, Alat promo, Orasi, dll...

Namun tahukah anda jika pada sore hari pemandangan indah akan terpancar di bunderan HI?

Setidaknya itulah yang saya rasakan ketika beberapa waktu lalu berjalan kaki melewati bunderan HI. Sungguh tidak di sangka diantara hiruk pikuk manusia yang berjalan ada sebuah pemandangan indah yang tak bisa saya lupakan. Pemandangan itu adalah tari-tarian burung di angkasa yang mengitari seputar bunderan HI dan semakin banyak berkumpul bila kita melihatnya dari depan taman Grand Hyatt.
Sungguh pemandangan yang menggugah hati, hingga sempat tidak bergeming beberapa saat ketika melihat panorama indah ini. Sayangnya semua orang seolah terkungkung oleh pemikiran-pemikiran di kepalanya sehingga melupakan keindahan yang ada di mata kita. Sungguh sayang untuk dilewati, sementara orang lain ingin ke Jakarta melihat kemegahan Jakarta dengan gemerlapnya, kita warga Jakarta hanya menjadi figuran-figuran yang menghiasi potret Jakarta sekarang...

Salam Inspirasi


Irawan Senda

Kamis, Oktober 09, 2008

Jalan Cinta Darussalam



Minggu kemarin saya pergi ke took buku Gramedia. Sengaja saya mencari bahan-bahan bacaan buku untuk menutrisi pemikiran saya. Hingga akhirnya saya tertarik pada satu judul buku bernama Jalan Cinta Darussalam. Buku ini unik sekali, sebab di dalam kisah-kisah singkatnya ada pesan moral tersembunyi. Dengan mengedepankan karakter utama bujang, si penulis Harlis Kurniawan mengajak kita melihat sentilan-setilan kecil problematika hidup yang digawangi langsung oleh seorang tokoh bernama Bujang.
Sungguh sebuah pengalaman yang mengesankan membaca setiap cerita yang tersaji di dalamnya. Saya menjadi mendapatkan pelajaran hidup baru tanpa harus digurui oleh para guru kehidupan. Kesederhanaan bujang yang dibalut kecerdasan membuat saya berpikir kenapa Indonesia tidak memiliki banyak Bujang ya?
Good Job untuk mas Harlis Kurniawan yang sudah memberikan pencerahan baru bagi para pembaca Indonesia. So buat para pembaca blog saya, jangan lupa beli buku ini ya…

Salam Inspirasi


Irawan Senda

Sebuah Kain Tenun



Pada suatu hari ada seorang hamba Allah yang ingin melakukan perjalanan ke Baitullah. Ia adalah seorang yang pandai membuat kain tenun. Kain-kain yang dihasilkannya memiliki kualitas yang baik dan tidak memiliki cela sedikitpun. Kemampuannya ini didasari atas ketekunannya yang tidak pernah berhenti ketika ia membuat sebuah kain tenun. Dari sinilah ia memiliki pemikiran untuk menjual sebuah kain tenun yang dibuatnya untuk bekal ia selama perjalanan menuju Baitullah.
Selama berminggu-minggu ia dengan tekunnya mengerjakan kain itu dengan sangat teliti dan hati-hati. Siang malam tidak dapat mengekang keinginannya untuk mengerjakan kain itu agar ia bisa pergi ke Baitullah.
Beberapa minggu kemudian ia menyelesaikan sehela kain tenun yang dibuatnya. Dengan yakinnya ia membawa kain itu ke sebuah pasar. Dicarinya toko kain yang terbaik di pasar tersebut. Hingga akhirnya ia menemukan toko kain yang mampu membeli kain tenun dengan harga yang mahal.
Sesampainya di toko, ia disambut dengan senyum hangat dan sapa dari pemilik toko. Ketika ia datang ia melihat banyak kain-kain tenun yang baik kualitasnya dijual di sini. Sang tukang tenunpun yakin, harga kainnya akan dibayar dengan harga yang tinggi. Dan ia pun kemudian memberanikan diri menawarkan kainnya kepada sang saudagar.
Sang saudagar kemudian bertanya kepada sang pembuat tenun. “Ya hamba Allah berapa harus kubayar kain tenunmu jika engkau menjual kepadaku?“, dengan yakinnya sang pembuat tenun berkata, “30 Dirham wahai saudagar kain.“
Saudagar kainpun meneliti dengan seksama kain tersebut. Dilihatnya dengan seksama, bolak balik kain itu dimainkan oleh tangannya sembari mengecek kualitas dari bahan tersebut. Cukup lama saudagar meneliti kualitas dari kain tersebut hingga akhirnya kain tenun yang dihargai sang pembuat tenun 30 Dirham, ternyata hanya dihargai 6 Dirham.
Kemudian sang pembuat kain tenun itu mengeluarkan air matanya dan menangis di depan sang saudagar. Sang saudagar bingung bukan kepalang, ia kemudian menaikkan harga kain tersebut menjadi 7 Dirham, namun tidak ada yang berubah dari seorang pembuat tenun. Ia menangis semakin keras, bahkan lebih keras daripada sebelumnya. Sang saudagar semakin bingung, hingga ia berkata “Ya hamba Allah aku akan bayar kainmu 8 Dirham, namun ini adalah penawaran terakhir kepadamu. Jika kamu terima tawaranku akan kubayar saat ini juga, tetapi jika engkau tidak mau silahkan kau bawa kembali kainmu.“ Sang pembuat tenun tetap menangis bahkan kali ini tangisannya sangat memilukan melebihi tangisan sebelumnya.
Sang saudagarpun bingung hingga kemudian ia mendekati sang pembuat tenun seraya bertanya, “Ya hamba Allah sebenarnya apa yang membuat hatimu bersedih dan menangis. Apakah karena tawaranku ini?“
Kemudian sang pembuat tenun ini menggelengkan kepalanya, seraya berkata “bukan, bukan karena itu saudagar“. Saudagar itupun kemudian menanyakan kembali kepadanya, “lantas apa yang membuat engkau bersedih?“. Mendengar pertanyaan itu ia kemudian menceritakan ihwal yang menyebabkan ia bersedih.
“Ketahuilah wahai saudagar aku menangis bukan karena tawaran yang engkau berikan kepadaku. Aku menangis karena memikirkan ibadahku selama ini, jika engkau yang ahli dalam menilai sebuah kain bisa menilai dengan baik kualitas pekerjaan yang aku kerjakan. Lantas bagaimana Allah menilai ibadahku selama ini? Selama ini aku menjalankan semua perintahnya, wajib dan sunah sudah kukerjakan semua. Bahkan setiap tahun aku tidak pernah meninggalkan perintah haji. Lantas apakah penilaian ibadah terhadapku ini sama seperti penilaian Allah kepada diriku. Aku yang menghabiskan waktu siang dan malan hanya untuk mengerjakan kain tenun itu saja hanya dihargai 8 Dirham, lantas bagaimana dengan ibadahku selama ini?...”
***
Inilah penggalan cerita tentang sebuah makna kain tenun yang menjadi inspirasi saya ketika menunaikan ibadah I’tikaf di Al Azhar. Ketika mendengar cerita ini diri ini berkata “Ya Allah, sang pedagang tenun yang selalu beribadah kepadamu tanpa lelah saja, jatuh redam hatinya ketika mengetahui bahwa ibadah yang dilakukannya belum tentu memiliki nilai yang sama seperti yang ia pikirkan. Apalagi saya yang jarang sekali menunaikan sunnah, bahkan seringkali melakukan hal-hal yang dilarangmu. Apa arti diri ini dihadapanmu ya Allah.”
Aku terdiam dan bergumul dalam imaji diri. Hati terisak mengingat perkataan Allah bahwa ada hambanya yang melakukan semua ibadah yang menurutnya baik dan sempurna, namun tidak ada artinya di mata-Nya. Lantas bagaimana dengan diriku ya Allah?
Dari perjalanan ini aku mempelajari sebuah makna mendalam tentang arti ibadah. Kualitas ibadah tidak bisa dibandingkan dengan kuantitas ibadah, ibadah juga bukan ritual kebiasaan yang hanya dilakukan oleh turun temurun atas pendahulu kita dan ibadah juga bukan simbol ketaatan kita kepada Sang Khalik sebab bisa saja semua itu adalah kepalsuan dari bagian diri kita yang lain.
Dari sinilah saya belajar ibadah adalah sebuah makanan qalb untuk senantiasa dekat dengan Allah, ibadah juga sebuah cara untuk lebih dekat dengan-Nya, ibadah juga sebuah jalan untuk melihat arti dan makna hidup kita di dunia, karena ibadah bukan sekedar kewajiban, karena ibadah adalah sebuah kebutuhan untuk sekarang, nanti... hingga jiwa dijemput ke alam lain.

Salam Inspirasi

Irawan Senda

Rabu, Oktober 08, 2008

Komentar Senda pada artikel Media Indonesia tentang dunia perbukuan



Permasalahan membaca adalah sebuah permasalahan yang pelik yang mau tidak mau harus menjadi tanggung jawab kita bersama. Saya sendiri melihat masalah membaca terletak pada tidak ada kesadaran masyarakat menjadikan bacaan sebagai sebuah kebutuhan, dan media elektronik yang mendidik masyarakat untuk berpikir demikian.
Kita bisa lihat media-media elektronik menampilkan budaya hedonis dan konsumtif sebagai bagian dari kehidupan, padahal itu tidak menginterprestasikan bahwa itu adalah benar budaya dari kita. Sehingga dalam wajar saja pemikiran masyarakat akan sebuah bacaan sangat rendah.
Yang kedua masalah pendidikan, jujur saja pendidikan di Indonesia tidak merubah pola pikir membaca adalah kebutuhan. Saya masih ingat ketika saya sekolah dahulu, guru-guru tidak pernah mewajibkan baca sebelum memberikan pelajaran. Para murid didikte dalam pelajaran dengan dicekoki pemikiran-pemikiran oleh sang guru. Mereka tidak dibiarkan mencari ilmu tersebut, sehingga kegiatan membacapun hanya dijadikan sebagai pelengkap pelajaran bukan kebutuhan.
Permasalahan kedua adalah buku-buku di Indonesia tidaklah murah karena sistem distribusi ke toko-toko buku besar di Indonesia tidak mendukung adanya buku murah. Bayangkan saja, untuk memasukkan buku kita ke sebuah toko buku besar, kita harus siap memberikan discount pada mereka sebesar 50%, sebuah angka yang fantastis dan cukup tinggi yang membuat para penerbit kecil enggan memasang buku mereka di display toko buku besar. Karena hal inilah harga buku di Indonesia cukup mahal, belum lagi ditambah ongkos produksi pasca BBM naik, membuat cost produksi menjadi naik. Maka tidak heran, kalau buku bagi sebagian orang dijadikan barang mewah.
Permasalahan ketiga yang menjadi permasalahan kenapa masyarakat kita tidak senang membaca adalah masyarakat lebih senang budaya lisan adalah benar adanya, namun sebenarnya ini tidak akan terjadi jika sistem pendidikan kita membudayakan penulisan. Jujur saja budaya menulis di Indonesia tidak sehebat budaya menulis di luar negeri, frekuensi lomba menulis tidak sebanyak lomba pencarian bakat semisal menyanyi atau band. Kalaupun ada peserta yang ikut, jumlahnya tidak sefantastis ajang pencarian bakat, jadi wajar saja jika dunia penulisan di Indonesia tidak berkembang dengan baik. Nah kalau dunia penulisan saja tidak berkembang jangan harap dunia membaca bisa berkembang dengan baik.
Permasalahan yang ke empat dalam rendahnya budaya baca kita adalah bahasa dalam buku tidak bisa dimengerti semua oleh masyarakat kita. Buku-buku yang disajikan di Indonesia saat ini tidak mengakomodir bahasa universal di Indonesia, bahkan cenderung kebarat-baratan. Gambarannya sudah jelas karena banyak buku yang mengambil istilah-istilah asing tanpa pemberian keterangan istilah tersebut, sehingga buat kalangan tertentu membuat mereka sulit untuk mengerti buku itu berbicara untuk siapa dan untuk apa.
Semua itu adalah permasalahan krusial yang harus dibenahi satu persatu. Kita tidak bisa mengharapkan perubahan pola prilaku membaca hanya dengan memberikan opini saja, semua membutuhkan tindakan nyata untuk menyelesaikan. Jadilah bagian dari tindakan nyata itu sesuai dengan keahlian kita, karena dengan kita bertindak perubahan akan terjadi.

Cegah Kanker Pankreas


Penelitian mengenai pola makan 183.518 warga California dan Hawaii telah memperlihatkan bukti bahwa makanan yang mengandung banyak flavonol mungkin membantu mencegah kanker pankreas.

Flavonol bisa ditemukan di dalam makanan nabati. Bawang, apel, buah berry, sayur hijau, dan broccoli memiliki kandungan flavonol paling tinggi.

Dari peneltian di sana selama rata-rata 8 tahun 529 orang terserang kanker pankreas. Orang yang makan makanan dengan kandungan flavonol terbanyak dalam makanan mereka, yang diukur dengan "daftar pertanyaan apa yang sering mereka makan", memiliki resiko 23% lebih rendah terserang kanker pankreas dibandingkan dengan orang dengan tingkat flavonol paling rendah, kata Dr. Ute Nthlings dari German Institute of Human Nutrition Postdam-Rehbruecke pada pertemuan tahunan American Association for Cancer Research di Los Angeles.

Dalam hal ini perokok meraih manfaat terbanyak. Kondisi tersebut diduga karena mereka sudah menghadapi resiko tinggi untuk terserang kanker pankreas. Perokok yang mengkonsumsi paling banyak flavonol menghadapi resiko yang berkurang untuk terserang kanker kelenjar pankreas sampai 59%, dibandingkan dengan perokok yang mengkonsumsi paling sedikit flavonol.

Merokok saat ini merupakan satu-satunya faktor resiko bagi penyakit ini. "Berhenti merokok jangka-pendek dan terus-menerus memperlihatkan faktor gaya hidup, mungkin membantu melindungi orang dari kanker mematikan ini", kata Nthlings dalam suatu pernyataan.

Di antara ketiga flavonol individu yang dikaji (kaempferol, quercetin dan myricetin). Kaempferol, yang berlimpah di dalam bayam dan sebagian kubis, berkaitan dengan pengurangan resiko terbesar (22%) di antara semua subjek yang diteliti.

Pada semua tingkat konsumsi, total konsumsi flavonol seperti quercetin yang paling banyak terdapat pada bawang dan myricetin yang terdapat dalam buah berry, berhubungan dengan kecenderungan yang secara statistik penting ke arah berkurangnya resiko kanker pankreas di kalangan perokok saat ini, tapi tidak di kalangan mantan perokok atau mereka yang tak pernah merokok.

Studi itu tidak menyelidiki mekanisme biologi bagaimana flavonol mungkin melindungi manusia dari kanker kelenjar pankreas. Namun, dampak anti-kanker dari bahan tersebut, pada umumnya, telah berpangkal dari kemampuannya untuk menghalangi pertumbuhan sel dan oxidative stress, dan memasukkan enzim detoxifikasi serta kematian sel yang terprogram.

Dalam kesimpulannya, Nthlings mengatakan, "Temuan penting tersebut ialah mengkonsumsi banyak flavonol mungkin membantu mengurangi resiko kanker pankreas, terutama di kalangan perokok. Oleh karena itu, studi ini menggaris-bawahi rekomendasi saat ini mengenai konsumsi makanan yang berdasarkan nabati, kendati temuan tersebut masih harus dikonfirmasi dalam studi lain untuk menghasilkan kesimpulan yang tegas."

sumber : kapanlagi.com

Surat dari pak Bambang Trim



Senang sekali rasanya bisa berkorespondensi dengan pak Bambang Trim. Seorang tokoh yang saya kagumi karena dedikasinya yang besar di dunia penulisan di Indonesia. Kalau dokter-dokter di Indonesia mendirikan IDI sebagai wadah berkumpulnya para dokter maka pak Bambang adalah orang yang mendirikan organisasi editor di Indonesia. Bukunya Saya Bermimpi Menjadi Penulis telah menyeret saya untuk masuk ke dalam dunia penulisan yang kini menjadi a part of my life. Sungguh tidak disangka beliau yang dengan kesibukannya membalas surat-surat saya. Bahkan beliau juga memberikan endorsement untuk buku saya selanjutnya. Sungguh sebuah kehormatan yang luar biasa bagi seorang yang saya anggap guru bagi penulis-penulis di Indonesia. Seandainya saya bisa bertemu langsung mungkin saya akan banyak sekali mendapatkan ilmu yang berharga dari beliau.
Saya cuma bisa mengucapkan banyak inspirasi atas tulisan bapak tentang penulisan, semoga pelajaran yang bapak berikan dapat saya teruskan ke generasi selanjutnya, agar dapat menjadi amalan di hari akhir nanti, Amin…

Taman Situ Lembang Menteng


Taman ini banyak memberikan kita inspirasi dalam membuat sebuah karya. Bukan karena banyak ABG yang berseliweran dan bukan juga karena banyak jajanan terhampar disana. Namun lebih daripada itu, taman ini bagis saya pribadi memberikan saya banyak inspirasi dalam mendapatkan ide-ide.
Dahulu saya pernah ke sini bersama teman-teman saya, saat ingin membuat film pendek. Tidak mudah memang membuat film pendek, namun di taman ini saya seperti mendapatkan cara baru untuk mewujudkannya.
Begitupun dengan beberapa puisi yang saya tulis semua berawal dari datangnya saya ke taman ini. Bagi anda yang ingin sekali memperhatikan tingkah dan pola anak-anak muda Jakarta, kita bisa menemukannya di tempat ini. Mau coba meriset mereka, monggo…. Mereka akan siap memberikan jawabannya seputar masalah yang mereka hadapi.
So bagi kamoe semua yang ingin mendapatkan inspirasi, sok atuh mampir ke taman ini (lho kok jadi Sunda ya??).

Salam Inspirasi

Irawan Senda

Masjid Al Azhar Bekasi


Masjid ini adalah salah satu dari beberapa masjid yang besar yang berada di kota Bekasi. Masjid ini adalah tempat saya mendapatkan banyak inspirasi dalam hal tulis menulis. Karena selain masjidnya memiliki dekorasi menawan, tempat ini banyak mendatangkan guru-guru agama dan kehidupan dari segala penjuru tanah air.
Ketika saya I’tikaf saya dipertemukan oleh para guru yang telah berguru di negara-negara muslim semisal Pakistan. Dari sini saya banyak mendapatkan banyak hal tentang sebuah kebudayaan baru tentang muslim di negara lain. Di tempat ini juga saya mendapatkan banyak inspirasi baru untuk tulisan dan karya saya. Saya harus banyak berterima kasih kepada pengurus masjid besar ini. Karena tanpa kepedulian dari mereka, masjid tidak akan bisa semakmur seperti sekarang ini.
Inspirasi yang saya dapatkan tidak berhenti sampai disitu saja, sebab pada saat saya melakukan ibadah saya bertemu dengan banyak anak-anak muda bahkan anak yang duduk di sekolah dasar mau duduk tenang membaca Qur’an dan mengikuti kajian-kajian agama. Ketika melihat mereka malu hati ini mengingat masa lalu yang tidak mau mengakrabkan diri dengan rumah Sang Khalik. Saya banyak belajar dari semangat mereka untuk mulai belajar agama sedini mungkin. Sebab kalau bukan kita yang mempelajarinya siapa lagi.
Inspirasi juga datang dari para peserta I’tikaf Lansia. Fiuhh… saya harus berkata apa pada mereka. Semua tentang spirit dan pantang menyerah mereka lakukan demi mendapatkan malam Lailatul Qadr, malu hati ini pada mereka yang sudah tua namun tetap semangat mendirikan shalat malam. Sementara diri ini terlelap dalam sebuah ego untuk mengistirahatkan diri.
Inspirasi selanjutnya adalah tentang kelelawar dan burung wallet. Saat kita ibadah mereka akan menyambut kita dengan tarian berputar yang mereka lakukan di atap-atap kubah masjid. Sungguh pemandangan nan indah yang tidak bisa saya ungkapkan dengan kata-kata ketika mereka melihat para mukiminin lain bermunajah pada Allah. Sungguh diri ini berpikir, mereka saja ingin selalu mendekat dan mendengar asma-Mu, maka kenapa kita yang katanya mahluk sempurna tidak bisa membuktikan lebih baik daripada binatang tersebut. Sungguh sebuah tegura unik yang Allah berikan kepada hambamu ini yang kurang peka.
Inspirasi selanjutnya adalah tentang sebuah profesionalisme. Apapun yang kita kerjakan tanpa dukungan ini tentulah tidak akan maksimal dan berhasil. Tidak terkecuali dengan sebuah masjid. Jangan harap masjid akan baik, jika pengelolaan tidak dilakukan dengan professional. Masjid-masjid yang tidak berkembang saat ini adalah bukti konkrit bahwa masjid hanya dikelola seadanya bahkan jangan harap ada pengelola masjid yang hidup lebih dari cukup, sebab pembayaran pengelola masjid saja hanya berdasarkan sukarela dan kasihan saja. Kalau begini bagaimana masjid kita mau maju?
Itulah inspirasi yang saya dapatkan dari masjid Al Azhar Bekasi, semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca blog saya…

Salam Inspirasi

Irawan Senda

Trans Jakarta I’m In Love



Kalau ada kendaraan umum yang banyak memberikan saya inspirasi, maka Trans Jakarta adalah jawabannya. Entah sudah berapa kali saya menggunakan transportasi masal ini, yang jelas setiap saya menaikinya ada pelajaran moral yang tidak mungkin saya lupakan dan terngiang di kepala saya.
Pelajaran moral pertama yang saya dapatkan adalah pentingnya disiplin. Dengan menaiki transportasi ini kita diajarkan bagaimana cara menaiki transportasi yang baik dan cara terbaik adalah dengan mengantri. Jujur saja, sampai saat ini jarang ada transportasi yang memaksa penumpangnya untuk disiplin. Kita yang kerapkali menggunakan angkutan umum, mungkin sudah terbiasa memberhentikan mobil angkutan di sembarang tempat. Bahkan bukan cuma itu kita juga terkadang nekat memberhentikan bis di tol (nck…nck… membahayakan sekali bukan?). Tidak hanya itu, ketidakdispilinan kita juga semakin diperkuat dengan tidak membayar angkutan sesuai dengan tarif yang berlaku (aduh kalau yang ini kebangetan banget coz orang susah semakin susah akibat ulah kita) dan kita tidak sadar kalau kita telah berbuat tidak adil hanya karena menganggap diri kita adalah orang yang sulit punya uang…
Pelajaran moral kedua yang saya dapatkan dari Trans Jakarta adalah jangan pernah mendorong orang lain jika kita tidak ingin di dorong orang lain. Nah kalau yang ini pengalaman pribadi saya ketika saya mengantri di Terminal Trans Jakarta Kampung Melayu. Kala itu bus belum kunjung tiba, hingga menyebabkan orang-orang mendorong kami ke depan, jadi mau tidak mau kita akan terdorong ke depan dan masuk ke dalam bus, baikkah. Tentu tidak karena sebagian orang yang sudah di depan saya hampir terjatuh karena ulah oknum tidak bertanggung jawab, dan ini menjadi peringatan keras bagi siapapun yang mendorong (jangan pernah mendorong kalau kita tidak mau jatuh oleh dorongan orang lain).
Pelajaran ketiga yang saya dapatkan adalah Jangan pernah mengambil kesempatan dalam kesempitan karena resikonya adalah terjepit. Banyak orang yang berusaha masuk ke dalam bus hingga tidak sedikit orang yang berdiri di sela-sela pintu. Padahal ini sangatlah membahayakan diri kita ketika bus berhenti di terminal selanjutnya (ini semua karena plang pintu terbuka dengan cara menekukkan bagian pintu), nah kalau terjepit lumayan juga tuh, coz bus ini membuka pintunya cukup cepat.
Pelajaran moral ke empat yang saya dapatkan adalah lihatlah sekeliling jalan. Nah untuk perjalanan tertentu kita bisa menggunakan terminal lanjutan yang menyambungkan beberapa koridor bus way seperti Dukuh Atas. Permasalahannya bus yang mengarah ke terminal ini kadang tidak memberitahu letak/posisi terminal dimana kita berhenti. Sehingga untuk melihat apakah kita sudah sampai ke terminal ini maka kita harus lihat keadaan sekitar.
Pelajaran moral terakhir adalah hargai transportasi massal yang sudah tercipta dengan baik. Sungguh miris melihat keadaan beberapa busway yang sudah mulai tidak terawat akibat tangan-tangan jahil dari oknum yang tidak bertanggung jawab. Fiuh jika kita ingin transportasi yang dibangun milyaran ini seharusnya bisa dirawat oleh kita, bukan dengan membuatnya rusak. Jika bus Trans Jakarta baik kan kita juga yang senang…

Salam Inspirasi

Irawan Senda

Laskar Pelangi The Movie




Waw apa yang saya harus katakan pada film Indonesia ini. Dibuat menarik dengan ringkasan cerita yang menitikan pada orang-orang hebat yang sederhana namun cerdas dan tidak menggurui dalam memberikan pelajaran moral.
Ketika menonton film ini saya merasa di bawa kea lam Belitong dengan panorama yang luar biasa. Pelangi yang dimaksud Ikal dalam buku Laskar Pelangi terlihat indah dan menyejukkan mata bagi siapa yang memandang. Sebuah pemandangan langka yang tidak akan kita temui di kota besar seperti Jakarta ini.
Sungguh sebuah karunia besar Sang Maha Adil pemilik dan pengenggam dunia ini. Sekali lagi ini adalah bukti bahwa kesederhanaan dalam berpikir dan bertindak tidak mengurangi niat baik seorang ibu guru bernama Muslimah yang tegar dan kuat dalam menjalankan profesinya sebagai penulis. Niat yang tulus untuk menjadi seorang pengajar merupakan sebuah dedikasi terbesar dalam dunia pendidikan. Karena jika ia tidak mengajar Ikal maka sudah dapat dipastikan Ikal tidak menulis tentang masa indahnya SD Muhammadiyah Belitong.
Begitupun dengan teman-temannya yang hebat, yang tidak pernah berhenti berjuang untuk mengejar cita-cita seperti Lintang. Meski lingkar takdir tak selamanya sesuai dengan keinginan. Tapi satu hal ini menjadi sebuah pelajaran berharga yang diberikan Sang Khalik untuk bisa lebih mengerti arti dari sebuah perjuangan kehidupan.
Meski banyak adegan yang tidak terekam kamera film, namun esensi pesan moral sudah didapatkan dengan baik. Good Job Mira and Riri, semoga film ini bisa membuka mata Indonesia tentang arti penting pendidikan walau ditengah keterbatasan.
Salam Inspirasi

Irawan Senda