Senin, Oktober 20, 2008

Ghost Writer


Tukul Arwana, Vagetoz, Tung Desem Waringin, Hermawan Kartajaya, Bob Sadino, mereka adalah nama-nama terkenal yang tidak asing di telinga kita. Terlebih ketika mereka menelurkan buku, maka banyak yang berpikir mereka adalah para penulis yang hebat dan handal. Dengan yakinnya mereka bilang saya adalah penulis, padahal keotentikan itu tidak bisa dipertanggungjawabkan sepenuhnya. Sebab banyak dari nama-nama besar dari penulis terkenal yang bergelut di buku non fiksi adalah orang-orang yang tidak bisa menulis. Mereka menggunakan bahasa verbal yang direkam dalam sebuah tape untuk nantinya ditulis dalam sebuah buku. Ada lagi yang menggunakan metode wawancara tertulis untuk nantinya tulisan tersebut dijadikan sebuah tulisan. Yang menjadi pertanyaan siapa yang menulis itu semua?
Nah untuk mangetahui itu semua saya ingin bertanya pada anda semua tentang istilah ”Ghost Writer” alias penulis bayangan. Profesi ini banyak dijadikan lahan bagi para penulis untuk sekedar menyambung hidup. Bayarannyapun tidak tanggung-tanggung…. Para nama terkenal tersebut bisa membayar Ghost Writer puluhan juta rupiah hanya untuk membuat sebuah buku. Ini adalah profesi yang tidak main-main dan tidak mudah bagi seorang yang ingin sekali hidup menjadi penulis. Karena hidup mengandalkan royalty saja tidak cukup untuk menghidupi diri sendiri jikalau kita bukanlah penulis terkenal…
Ghost Writer adalah jawaban bagi seorang yang mempunyai waktu super padat untuk menjadi penulis buku. Dengan bantuan ghost writer, para nama-nama besar bisa menjadi sukses dalam penjualan bukunya hanya karena ia mampu membayar seseorang untuk membuatkannya buku. Jadi bisa dikatakan hasil karya mereka tidak murni seratus persen dari penulisan mereka. Memang hal ini tidak salah dan dibenarkan saja, lha wong pemikirannya juga dari dia juga.
Namun ini menjadi masalah jikalau para nama-nama besar tersebut tidak pernah mau mencoba menulis karya mereka sendiri. Karena kualitas tulisan mereka sebenarnya menjadi diragukan, apalagi keotentikannya. Bagi saya secara pribadi, hal tersebut sebenarnya tidak memberikan kepuasan bathin dalam menulis, meski kita sendiri yang memiliki ide. Saya berkata seperti ini karena menulis adalah sebuah seni merangkai kata yang indah, bukan sekedar tulisan semata, sebab buat apa kita mempunyai buku tetapi kita tidak paham cara menulis buku tersebut atau bagaimana prosesnya.
Meski begitu ada sisi positif yang tidak bisa dilewatkan saja. Adanya Ghost Writer memungkinkan kita yang benar-benar penulis semain terasah dalam penulisan, sehingga menulis untuk mereka seperti warming up untuk menulis karya sendiri, meski ada juga yang kebablasan (he..he..he..). Saya yakin ke depan trend ini akan semakin luas dan lagi-lagi yang diuntungkan kita-kita yang jadi penulis-makanya jadi penulis donk sobat-he…he…he….
Salam Inspirasi

Irawan Senda

4 komentar:

Long Ai Tian mengatakan...

asik juga ya jai ghost writer hehe

Anonim mengatakan...

hoy hoy...keren nih tulisan ini... kata saya juga, yang tenarnya itu tetep aja jadi "model selamanya" kalo mereka nggak balik berpikir.

Senda... kirim komentar dong ke tulisan2ku di blogku... kasih ya? wajib! hehehehe... keep contact and keep writing! :)

Anonim mengatakan...

aku sih masih belajar nulisnya

tapi hebat juga ya ghost writer itu

Irawan Senda dan Toto Edrinal Sebayang mengatakan...

Ya donk makanya pada jadi ghost writer donk....

Posting Komentar