Rabu, Oktober 08, 2008

Trans Jakarta I’m In Love



Kalau ada kendaraan umum yang banyak memberikan saya inspirasi, maka Trans Jakarta adalah jawabannya. Entah sudah berapa kali saya menggunakan transportasi masal ini, yang jelas setiap saya menaikinya ada pelajaran moral yang tidak mungkin saya lupakan dan terngiang di kepala saya.
Pelajaran moral pertama yang saya dapatkan adalah pentingnya disiplin. Dengan menaiki transportasi ini kita diajarkan bagaimana cara menaiki transportasi yang baik dan cara terbaik adalah dengan mengantri. Jujur saja, sampai saat ini jarang ada transportasi yang memaksa penumpangnya untuk disiplin. Kita yang kerapkali menggunakan angkutan umum, mungkin sudah terbiasa memberhentikan mobil angkutan di sembarang tempat. Bahkan bukan cuma itu kita juga terkadang nekat memberhentikan bis di tol (nck…nck… membahayakan sekali bukan?). Tidak hanya itu, ketidakdispilinan kita juga semakin diperkuat dengan tidak membayar angkutan sesuai dengan tarif yang berlaku (aduh kalau yang ini kebangetan banget coz orang susah semakin susah akibat ulah kita) dan kita tidak sadar kalau kita telah berbuat tidak adil hanya karena menganggap diri kita adalah orang yang sulit punya uang…
Pelajaran moral kedua yang saya dapatkan dari Trans Jakarta adalah jangan pernah mendorong orang lain jika kita tidak ingin di dorong orang lain. Nah kalau yang ini pengalaman pribadi saya ketika saya mengantri di Terminal Trans Jakarta Kampung Melayu. Kala itu bus belum kunjung tiba, hingga menyebabkan orang-orang mendorong kami ke depan, jadi mau tidak mau kita akan terdorong ke depan dan masuk ke dalam bus, baikkah. Tentu tidak karena sebagian orang yang sudah di depan saya hampir terjatuh karena ulah oknum tidak bertanggung jawab, dan ini menjadi peringatan keras bagi siapapun yang mendorong (jangan pernah mendorong kalau kita tidak mau jatuh oleh dorongan orang lain).
Pelajaran ketiga yang saya dapatkan adalah Jangan pernah mengambil kesempatan dalam kesempitan karena resikonya adalah terjepit. Banyak orang yang berusaha masuk ke dalam bus hingga tidak sedikit orang yang berdiri di sela-sela pintu. Padahal ini sangatlah membahayakan diri kita ketika bus berhenti di terminal selanjutnya (ini semua karena plang pintu terbuka dengan cara menekukkan bagian pintu), nah kalau terjepit lumayan juga tuh, coz bus ini membuka pintunya cukup cepat.
Pelajaran moral ke empat yang saya dapatkan adalah lihatlah sekeliling jalan. Nah untuk perjalanan tertentu kita bisa menggunakan terminal lanjutan yang menyambungkan beberapa koridor bus way seperti Dukuh Atas. Permasalahannya bus yang mengarah ke terminal ini kadang tidak memberitahu letak/posisi terminal dimana kita berhenti. Sehingga untuk melihat apakah kita sudah sampai ke terminal ini maka kita harus lihat keadaan sekitar.
Pelajaran moral terakhir adalah hargai transportasi massal yang sudah tercipta dengan baik. Sungguh miris melihat keadaan beberapa busway yang sudah mulai tidak terawat akibat tangan-tangan jahil dari oknum yang tidak bertanggung jawab. Fiuh jika kita ingin transportasi yang dibangun milyaran ini seharusnya bisa dirawat oleh kita, bukan dengan membuatnya rusak. Jika bus Trans Jakarta baik kan kita juga yang senang…

Salam Inspirasi

Irawan Senda

0 komentar:

Posting Komentar