Kamis, Agustus 13, 2009

Perjalanan terakhir


Sebenarnya saya tidak mau menampilkan puisi ini sekarang karena belum tepat waktunya. Hmm meski begitu saya harus keluarkan puisi ini untuk menghormati salah seorang sahabat terbaik saya Umar

Perjalanan terakhir
(Sebuah Dedikasi Karya Untuk Sahabatku Umar)

Sobat hari ini kita tertawa bersama
Menikmati alam dunia yang terpampang di wajah kita

Pertemuan demi pertemuan kita lewati dengan senyum
Celaan-celaan kecilpun tak pelak membuat balasan demi balasan yang tak kunjung usai

Tak sadar ternyata itulah yang membuat kita bisa lebih dekat satu sama lain

Jika momentum itu ditarik ke belakang
Terkadang aku tertawa sendiri karena banyak hal yang membuat kita tertawa
Sungguh hari itu bagaikan sebuah hari tanpa batasan waktu yang mengekang
Kita luapkan emosi bersama dengan mengangakan bibir kita

Sungguh setiap detik momentum itu terekam dengan baik dalam memoriku
Semua begitu melekat bagai lem yang menempel kuat dalam benakku

Sesaat kemudian semua kenangan itu semakin kuat dan kuat
Saat perjalanan terakhir kau jalani

Tak pelak lelehan air mata ini keluar saat perjalanan terakhir itu dimulai
Kau tak memberi kabar dan pertanda

Hanya sebuah pesan kecil menyertaiku
“Semoga kau menjadi penulis terbaik di negeri ini”
Pesanmu itu begitu kuat dan mengetarkan imajiku hingga detik ini

Selamat tinggal sobat, pesanmu takkan kusia-siakan
Harapanmu akan kuwujudkan dalam karyaku
Dan namamu akan bersanding menyertai buku-bukuku

Selamat tinggal sobat, semua ini tidak akan berakhir
Karena kenangan itu akan ada dan kusimpan dalam ruang bawah sadarku
Sekarang dan sampai kapanpun

Irawan Senda
16 Mei 2009

3 komentar:

dhee.niyouchi mengatakan...

very touching.
nice poem. ^^

dhee.niyouchi mengatakan...

very touching.

Irawan Senda dan Toto Edrinal Sebayang mengatakan...

:-)

Posting Komentar