Senin, November 24, 2008

Merasa


Kata merasa memiliki banyak konotasi, namun selama ini kata merasa mengacu pada pembenaran dari segala prasangka yang menghidupkan emosi menjadi sebuah kekuatan baru untuk menyalahkan diri sendiri atau lingkungan. Terlalu banyak menyalahkan menjadi sebuah pekerjaan baru yang menghiasi hari-hari dalam hidup. Padahal jikalau kita mau memaknai merasa lebih mendalam, maka semua rasa merasa hanyalah sebuah kesemuan semata. Sebab semua yang bernama merasa itu adalah sebuah pandangan yang tidak nyata, bahkan cenderung abstrak. Jadi kenapa kita harus khawatir pada sesuatu yang abstrak? Bukankah selama ini kita adalah bagian dari keabstrakan itu? Buktinya kita tidak pernah jelas memposisikan diri kita seperti apa, bukan begitu?

Salam Inspirasi

Irawan Senda

0 komentar:

Posting Komentar