Jumat, November 28, 2008

The Power of Pray


Dalam menjalani kehidupan seseorang tidak bisa tidak berdoa, karena doa memiliki sebuah makna besar ketika kita menjadikannya sebagai bagian dari hidup kita. Pernyataan ini mungkin membuat beberapa orang tidak setuju, namun pernyataan inilah yang saya mau coba share-kan ketika kita berdoa. Banyak rekan dan sahabat saya merasakan manfaat yang besar dari doa. Dari mulai urusan jadi mudah, sampai dengan ketenangan bathin, menjadi sebuah alasan kenapa semua orang harus berdoa.

Nah yang menjadi sebuah problema adalah tentang sudut pandang kita terhadap doa. Doa yang salama ini sebenarnya untuk apa? Apakah pemahaman doa hanyalah sebuah ritual karena memang itulah yang diwajibkan oleh para pembawa risalah kebenaran sebelum kita? Apakah berdoa itu adalah cara untuk meminta, seperti yang diajarkan di dalam sebuah surat yang menyuruh kita untuk meminta kepada-Nya? Atau doa adalah bentuk dari sebuah pengakuan akan kehadiranNya?

Secara pribadi setiap orang memiliki jawaban sendiri atas doa. Bagi saya, doa adalah sebuah kebutuhan. Karena pada dasarnya Sang Khalik tidak membutuhkan doa-daoa dari kita. Ia akan tetap menjadi Penguasa Alam Semesta meski kita tidak berdoa kepadanya. Ia juga tidak butuh diakui atas eksistensinya, sebab fenomena alam, adanya kehidupan dan kematian sudah menjawab itu semua. Lantas kenapa dalam hidup ini kita sering luput dalam berdoa?

Mungkin karena kita tahu pada dasarnya Sang Khalik tidak membutuhkan doa dari kita atau mungkin kita juga sadar Sang Khalik akan selalu Esa sampai kapanpun hingga bumi ini luluh lantah. Jika itu menjadi sebuah jawaban berarti pskiologisnya doa bukanlah sebuah bentuk untuk membangun komunikasi antara Sang Khalik dengan hambanya.

Padahal sebagai seorang umat yang mempercayai-Nya, seharusnya kita bisa berkomunikasi denganNya. Bukankah sebagai hambaNya memang begitu? Sebab siapaun kita, serta apa saja yang telah dicapai oleh kita sudah kita capai semua adalah hasil dari lingkar takdir yang sudah direncanakanNya kepada kita, bukan begitu?

Maka jika memang begitu mengapa diri kita terkadang terjembab pada sebuah kondisi melupakan doa. Dengan berbekal teman yang banyak kita lebih mengandalkan mereka, padahal sejatinya hidup, pertolongan yang sangat membantu adalah pertolongan dari-Nya. Bukanlah dari teman, kerabat atau saudara kita. Mereka pada dasarnya adalah para perantara yang diutus untuk membantu diri kita yang disiapkan jauh-jauh hari untuk bertemu diri kita dalam sebuah momentum bernama waktu.

Jadi jikalau dalam hidup-doa tidak dijadikan sebagai bagian dari hidup kita-sungguh betapa tidak berterimakasihnya diri kita kepadaNya, bukan begitu?

Salam Inspirasi

Irawan Senda

0 komentar:

Posting Komentar