Kamis, Juli 31, 2008

Menjalankan Usaha Dengan Metode SMART

Banyak orang berkata menjadi seorang entrepreneur harus SMART, namun jika kita perhatikan banyak orang yang memiliki banyak gelar tidak berhasil menjalankan bisnisnya. Jadi SMART seperti apa yang dibutuhkan oleh seorang entrepreneur?

Sebenarnya pengertian SMART dalam hal ini adalah perpaduan lima kata yang sering didengungkan oleh para business coach di Inggris dan Amerika. Untuk lebih jelas mari kita bahas satu persatu :

S : Specific

Dalam memulai usaha ada baiknya produk yang dihasilkan spesifik. Artinya produk tersebut memiliki tujuan yang jelas untuk dipasarkan pada pasar yang seperti apa. Sering sekali pelaku bisnis mencoba mengeluarkan sebuah produk baru yang sebenarnya tidak diinginkan oleh pasar sehingga yang terjadi adalah para pelaku tersebut kemudian merugi karena produk tersebut sebenarnya belum dibutuhkan. Bagi para entrepreneur yang mengeluarkan produk baru ada baiknya anda melakukan percobaan dengan memberi sampel kepada teman atau kolega anda, ketika anda akan meluncurkan sebuah produk baru. Langkah ini penting untuk memastikan selera pasar yang diinginkan.

Saya jadi teringat seorang pemilik restoran terkemuka di Jakarta, ketika melakukan langkah ini kepada para konsumennya. Setiap beliau akan meluncurkan produk baru, beliau memberikan sampel gratis kepada para pengunjung. Tujuannya ya tentu saja ingin melihat seberapa besar minat konsumen terhadap produk barunya. Dari respons mereka kemudian pemilik restoran ini membuat produk yang lebih spesifik lagi, artinya produk yang benar-benar diinginkan pelanggan seperti apa. Jika rata-rata pelanggan meminta rasa dari produknya lebih manis, maka sang pemilik restoran akan merubah rasanya menjadi lebih spesifik lagi, tentu saja menjadi lebih manis lagi.

Kesimpulannya jika anda ingin produk anda laris manis. Produk anda harus memenuhi spesifikasi kebutuhan konsumen.

M : Measurable

Measurable atau bahasa kitanya Terukur. Dalam memenuhi kebutuhan pasar anda, kita harus mengukur daya beli mereka terhadap produk yang kita hasilkan. Karena jika anda tidak mengukur daya beli mereka dan anda salah mengeluarkan diatas harga psikologis mereka maka yang terjadi adalah pasar tidak akan merespons anda. Pengalaman ini saya rasakan betul ketika saya mengcreate acara untuk klien saya. Beliau memasang tarif diatas harga psikologis pasar, padahal beliau sendirinya belum mempunyai nama besar di kalangan pasar pada saat itu. Alhasil peserta workshop kami hanya 10 orang saja.

Ini menjadi sebuah pelajaran berharga untuk kita bersama dalam hal mengukur respons pasar seperti apa ? Sepintar apapun kita dalam menebak kondisi pasar, kita tidak bisa tahu dengan persis daya beli pembeli kita untuk membeli produk meskipun mereka sebenarnya mampu. Karena mampu dalam membeli produk saja tidak cukup. Dibutuhkan sebuah pendekatan yang intens untuk mengetahui kemauan pembeli untuk membeli produk yang kita buat.

Jika anda sudah bisa mengukur daya beli dan kecenderungan mereka melakukan transaksi, maka anda dapat membuat harga yang tepat, yang sesuai dengan kondisi psikologis pasar.

A : Appealing

Appealing atau menarik. Sudah tidak bisa dipungkiri lagi keputusan pembeli membeli produk kita karena adanya suatu ketertarikan baik itu tertarik akan produknya, tertarik karena brand yang ditawarkan ataupun karena personal brand sang pemilik bisnis. Dua hal yang membuat tertarik, namun memiliki tingkat perbedaan yang cukup besar. Untuk lebih jelasnya akan kita bahas satu persatu.

Pembeli tertarik karena produk anda menarik.

Jika para pembeli anda sudah tertarik membeli karena produk anda menarik maka bersyukurlah. Karena produk yang anda tawarkan adalah sebuah produk yang sangat unik dan mempunyai nilai tambah yang cukup besar jika dibanding dengan kompetitor lainnya. Dan tugas anda jika sampai pada level ini adalah menjaga kualitas produk yang sudah ada, sambil menginovasi produk-produk baru yang akan keluarkan pada masa berikutnya.

Menginovasi produk adalah sebuah hal yang harus terus menerus dilakukan agar konsumen kita tidak beralih, karena sedikit saja mereka tahu ada produk yang lebih maka mereka akan memilih produk lain yang lebih baik atau mungkin lebih terkenal daripada brand produk anda.

Pembeli tertarik karena brand yang baik.

Butuh waktu yang lama untuk sampai pada tahap ini, karena pada kenyataannya brand yang baik dan terpercaya adalah brand yang mampu berkomunikasi dengan baik kepada para pelanggan kita. Jika anda ingin sampai pada tahap ini maka pertahankan brand produk anda dari segi kualitas selama belasan tahun. Jaga brand tersebut agar mereka (konsumen anda) menjadi loyal kepada anda. Untuk membuat mereka semakin loyal kepada anda, tidak ada salahnya anda memberikan penghargaan kepada mereka, bentuknya bisa berupa voucher atau produk tertentu.

R : Realistic

Realistic atau realistis.Artinya sebagai seorang entrepreneur kita harus bisa mengukur segala kemungkinan yang akan terjadi dalam bisnis kita di masa yang akan datang. Kebanyakan dari para pebisnis salah memperhitungkan hal ini, sehingga belum sampai BEP trend pasar sudah berubah.

Mungkin anda masih ingat betapa jayanya pisang goreng Pontianak, hingga sebagian pemilik brand pisang goreng Pontianak mencoba memfranchisekan. Memang jika dilihat sebagai pemegang merek, sang pemilik merek akan mengalami keuntungan yang pesat. Tetapi apa hal itu terjadi juga kepada orang-orang yang membeli merek mereka.

Kenyataannya tidak, karena saya sudah melihat fakta yang terjadi rata-rata dari mereka hanya buka lima sampai enam bulan. Hal ini terjadi karena pasar sudah jenuh dengan produk sejenis, walhasil banyak orang-orang yang ikutan hanya menjadi alat pengeruk keuntungan para pemegang merek.

Inilah pentingnya bagi anda untuk mengukur seberapa realistis bisnis tersebut, karena jangan sampai anda sudah banyak melakukan investasi untuk berbisnis tetapi anda tidak mendapatkan keuntungan apapun dalam bisnis tersebut.

T : Time Phased

Time Phased (ada target waktu). Dalam bisnis kita juga harus memperhitungkan target waktu bisnis kita berjalan dengan sendirinya. Karena tujuan kita berbisnis adalah untuk mencapai sebuah zona dimana anda tidak perlu terjun tangan langsung menjalankan bisnis tersebut.

Bisnis baru bisa dikatakan berhasil ketika pemiliknya tidak campur tangan langsung terhadap bisnisnya. Artinya bisnis dapat bekerja secara sistematis dengan sebuh control yang kuat dari para staf kita. Jadi jika anda masih turun tangan langsung anda belum bisa dikatakan berhasil, meski uang yang anda dapatkan banyak.

Jadi dalam sebuah bisnis sebenarnya kita harus dapat menentukan sebuah target kapan kita akan bisa mencapai sebuah kondisi ideal dari bisnis kita. Jenjangnya, terserah anda karena anda yang mengenal seluk beluk bisnis anda sendiri.

(dikutip dari buku bisnis terbaru karya Irawan Senda)

1 komentar:

marlet mengatakan...

mantep bro...

Posting Komentar